The Dive Shot: Seni Fotografi Bawah Air yang Wajib Kamu Tahu!

Table of Contents

Pernah dengar istilah “The Dive Shot”? Mungkin kamu langsung membayangkan seseorang yang terjun ke dalam air atau adegan dramatis dalam film. Sebenarnya, istilah ini punya makna yang cukup spesifik, terutama di dunia fotografi dan videografi. “The Dive Shot” adalah teknik atau hasil pengambilan gambar yang dilakukan di bawah permukaan air, seringkali dengan kamera yang juga ikut “menyelam” atau diatur sedemikian rupa sehingga subjek terlihat dari perspektif bawah air. Ini bukan sekadar memotret dari atas air, lho, tapi benar-benar menyelami kedalaman untuk menangkap keindahan tersembunyi yang jarang terekspos.

Tujuan utama dari “The Dive Shot” adalah untuk menciptakan perspektif visual yang unik dan imersif. Bayangkan melihat seorang penyelam dari bawah air, dengan cahaya matahari menembus permukaan dan siluetnya terlihat jelas. Atau, momen ikan-ikan berenang di terumbu karang yang berwarna-warni dari sudut pandang mereka sendiri. Ini adalah upaya untuk membawa penonton langsung ke dalam dunia bawah laut yang misterius dan memukau, menciptakan pengalaman visual yang benar-benar berbeda dari biasanya.

underwater photography
Image just for illustration

Memahami Esensi “The Dive Shot” dalam Fotografi dan Videografi

“The Dive Shot” adalah perpaduan antara seni, teknik, dan petualangan. Ini bukan hanya tentang memiliki peralatan yang mahal, tetapi juga tentang pemahaman mendalam mengenai lingkungan bawah air dan kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisinya yang unik. Setiap pengambilan gambar di bawah air adalah tantangan sekaligus kesempatan untuk mengabadikan momen langka dan pemandangan yang menakjubkan.

Apa yang membuat “The Dive Shot” begitu istimewa? Pertama, perspektifnya. Kamu bisa melihat ke atas dari bawah, menangkap interaksi antara permukaan air, cahaya, dan apa pun yang ada di dalamnya. Kedua, atmosfernya. Dunia bawah air memiliki cahayanya sendiri, warna yang unik, dan sensasi ketenangan yang sulit ditiru di darat. Ketiga, subjeknya. Dari biota laut yang eksotis hingga formasi karang yang megah, bahkan manusia yang sedang berinteraksi dengan lingkungan bawah air, semuanya menjadi potensi subjek yang luar biasa.

Lebih dari Sekadar Jepretan Bawah Air

Meskipun secara umum “The Dive Shot” merujuk pada fotografi bawah air, ada beberapa nuansa yang membuatnya lebih spesifik. Ini bisa berarti:

  • Shot dari Bawah Permukaan: Kamera berada di bawah air, melihat ke atas atau ke samping, menangkap subjek seperti penyelam, peselancar, atau bahkan benda yang terapung dari perspektif bawah air.
  • Split Shot (Over-Under Shot): Ini adalah jenis “Dive Shot” yang sangat populer, di mana sebagian lensa kamera berada di bawah air dan sebagian lagi di atas air. Hasilnya adalah gambar yang menunjukkan dunia bawah air dan dunia di atas air dalam satu frame, menciptakan efek visual yang dramatis dan menarik.
  • Shot Imersif Penuh: Kamera dan subjek sama-sama berada di dalam air, fokus pada detail biota laut, interaksi antar spesies, atau potret penyelam yang sedang beraksi.

Pengambilan gambar seperti ini menuntut fotografer atau videografer untuk tidak hanya menguasai teknik fotografi, tetapi juga memiliki kemampuan menyelam yang baik dan pemahaman tentang hidrodinamika serta perilaku makhluk hidup di bawah air. Ini adalah kombinasi yang menarik antara keahlian teknis dan eksplorasi alam.

Peralatan Penting untuk “The Dive Shot”

Untuk bisa melakukan “The Dive Shot” yang memukau, tentu kamu membutuhkan peralatan khusus. Jangan nekat bawa kamera biasa ke dalam air tanpa pelindung, ya! Ini dia beberapa perangkat esensialnya:

  • Kamera Tahan Air atau Housing Bawah Air:

    • Kamera Tahan Air Built-in: Contohnya seperti beberapa action cam (GoPro, DJI Osmo Action) atau kamera saku tertentu yang memang dirancang untuk tahan air hingga kedalaman tertentu. Ini praktis tapi mungkin punya keterbatasan di kualitas gambar atau pengaturan.
    • Housing Bawah Air: Ini adalah “rumah” atau pelindung kedap air yang dibuat khusus untuk kamera DSLR, mirrorless, atau kamera saku premium. Housing memungkinkan kamu membawa kamera mahal dan sensitif ke dalam air tanpa khawatir rusak. Pilih housing yang sesuai dengan model kameramu dan rating kedalaman yang kamu butuhkan.
    • Fakta Menarik: Housing kamera pertama kali dikembangkan pada awal abad ke-20, salah satunya oleh Louis Boutan, seorang ahli biologi dan pionir fotografi bawah air, untuk kameranya yang besar dan berat. Perkembangan material dan teknologi membuat housing modern jauh lebih ringan dan ringkas.
  • Lampu atau Strobe Bawah Air: Cahaya matahari akan semakin berkurang dan warnanya akan memudar (terutama merah) saat kamu menyelam lebih dalam. Untuk mengembalikan warna-warna indah dan menerangi subjek, lampu kilat (strobe) atau lampu video bawah air sangat penting. Strobe cocok untuk fotografi karena memberikan ledakan cahaya singkat yang kuat, sementara lampu video cocok untuk videografi dan membantu autofocus kamera.

  • Lensa dan Port Lensa:

    • Lensa Sudut Lebar (Wide-Angle): Lensa ini sering digunakan untuk “The Dive Shot” karena memungkinkan kamu menangkap pemandangan luas seperti terumbu karang, kapal karam, atau sekelompok ikan. Juga ideal untuk split shot.
    • Lensa Makro (Macro): Jika kamu tertarik memotret detail kecil seperti nudibranch, udang, atau tekstur karang, lensa makro adalah pilihan tepat.
    • Dome Port: Ini adalah bagian housing lensa yang berbentuk kubah. Sangat penting untuk lensa sudut lebar dan split shot karena membantu mengurangi distorsi dan pembiasan cahaya di bawah air, membuat gambar lebih jernih.
  • Aksesori Lain:

    • Arm System: Lengan yang terpasang pada housing untuk menopang strobe atau lampu.
    • Float Arm atau *Buoyancy Arm: Lengan yang membantu *housing dan kamera tetap neutral buoyant di dalam air, sehingga lebih mudah dikendalikan.
    • Focus Light: Lampu kecil yang membantu kamera mencari fokus di kondisi cahaya minim.

underwater camera housing
Image just for illustration

Teknik dan Tips Mengambil “The Dive Shot” yang Memukau

Mengambil “The Dive Shot” bukan sekadar menekan tombol shutter. Ada banyak teknik dan tips yang bisa kamu terapkan agar hasil fotomu benar-benar memukau:

  1. Pelajari Buoyancy (Keseimbangan) Kamu: Ini adalah salah satu kunci utama. Kamu harus bisa menjaga buoyancy dengan sempurna agar tidak merusak terumbu karang, tidak menakuti biota laut, dan bisa stabil saat mengambil gambar. Semakin stabil kamu, semakin tajam fotomu.
  2. Dekat dengan Subjek: Air itu seperti filter raksasa yang menyerap cahaya dan mengurangi kontras. Semakin jauh kamu dari subjek, semakin banyak partikel air di antaranya, membuat gambar terlihat kabur dan kehilangan warna. Dekati subjekmu sebisa mungkin (tanpa mengganggu atau merusak, tentu saja!).
  3. Gunakan Sumber Cahaya Eksternal: Seperti yang sudah disebut, warna merah akan hilang di kedalaman dangkal sekalipun. Menggunakan strobe atau lampu video akan mengembalikan warna-warna cerah dan membuat subjek menonjol. Pelajari cara menempatkan strobe agar cahaya merata dan tidak ada backscatter (partikel-partikel di air yang memantulkan cahaya strobe).
  4. Pengaturan Kamera yang Tepat:
    • White Balance: Di bawah air, white balance otomatis kamera seringkali salah. Untuk mendapatkan warna yang akurat, kamu bisa menggunakan custom white balance (jika kamera mendukung) atau menggunakan filter merah/magenta (untuk kedalaman dangkal tanpa strobe) atau memotret dalam format RAW dan mengoreksi warna saat post-processing.
    • Aperture (Diafragma): Sesuaikan dengan depth of field yang diinginkan. Untuk pemandangan luas (wide-angle) atau split shot, gunakan aperture yang lebih kecil (angka f-stop besar, misal f/8 - f/16) untuk ketajaman yang merata. Untuk makro, aperture bisa lebih terbuka (angka f-stop kecil, misal f/2.8 - f/5.6) untuk background yang blur.
    • Shutter Speed (Kecepatan Rana): Atur kecepatan rana yang cukup cepat untuk membekukan gerakan subjek (misal: 1/125s atau lebih cepat). Jika menggunakan strobe, kecepatan sinkronisasi strobe (biasanya 1/250s atau 1/200s) perlu diperhatikan.
    • ISO: Jaga ISO serendah mungkin (ISO 100-400) untuk menghindari noise, terutama jika menggunakan strobe.
  5. Komposisi: Terapkan aturan komposisi dasar seperti Rule of Thirds, leading lines, atau negative space. Jangan ragu untuk bereksperimen dengan angle rendah atau tinggi. Cobalah menangkap subjek dengan background yang menarik atau dengan siluet diver di kejauhan.
  6. Sabar dan Amati: Biota laut seringkali pemalu. Butuh kesabaran untuk menunggu momen yang tepat atau bagi makhluk untuk merasa nyaman dengan kehadiranmu. Amati perilakunya agar kamu bisa memprediksi gerakan mereka.

underwater photography techniques
Image just for illustration

Tantangan dan Solusi dalam Pengambilan “The Dive Shot”

Melakukan “The Dive Shot” bukan tanpa tantangan. Lingkungan bawah air sangat berbeda dari daratan, dan setiap fotografer bawah air pasti pernah mengalaminya.

Tantangan Utama Solusi/Tips
Kehilangan Warna dan Kontras Gunakan strobe atau lampu video. Bidik dalam format RAW dan koreksi warna saat post-processing. Gunakan filter merah/magenta untuk kedalaman dangkal tanpa cahaya buatan.
Visibilitas Buruk (Partikel dalam Air) Dekati subjek. Arahkan strobe atau lampu ke samping (jangan langsung ke depan lensa) untuk meminimalkan backscatter. Hindari memotret saat air sedang keruh.
Kondisi Cahaya yang Berubah-ubah Sesuaikan pengaturan kamera (ISO, aperture, shutter speed) secara manual. Manfaatkan cahaya alami di surface atau saat golden hour di bawah air.
Pergerakan Subjek dan Arus Gunakan shutter speed yang lebih cepat. Pelajari buoyancy dan teknik finning yang efisien untuk menstabilkan diri. Sabar menunggu momen yang tepat.
Dingin dan Keterbatasan Fisik Gunakan pakaian selam yang sesuai (wetsuit/drysuit). Jaga kondisi fisik. Jangan memaksakan diri jika merasa kedinginan atau tidak nyaman.
Fokus Otomatis yang Sulit Gunakan focus light. Posisikan diri sejajar dengan subjek. Pertimbangkan fokus manual jika kondisi sangat gelap atau subjek bergerak cepat.
Kebutuhan Peralatan Spesifik dan Mahal Sewa peralatan sebelum membeli. Mulai dengan kamera tahan air built-in yang lebih terjangkau. Fokus pada satu jenis fotografi (makro atau wide-angle) dulu.
Tekanan Air dan Kebocoran Housing Periksa housing dan O-ring secara seksama sebelum setiap penyelaman. Lakukan pressure test (tes tanpa kamera di dalam air) jika memungkinkan.

Aspek Artistik dan Naratif “The Dive Shot”

Lebih dari sekadar merekam gambar, “The Dive Shot” juga memiliki dimensi artistik dan naratif yang kuat. Seorang fotografer atau videografer bawah air yang baik tidak hanya menangkap apa yang ada, tetapi juga menceritakan sebuah kisah atau menyampaikan pesan.

  • Penceritaan Visual: Setiap foto atau video bisa menjadi bagian dari narasi. Apakah itu kisah tentang keindahan terumbu karang, perjuangan hewan laut, atau petualangan seorang penyelam yang menjelajahi kedalaman. Komposisi, pencahayaan, dan interaksi subjek semuanya berkontribusi pada cerita ini.
  • Konservasi Laut: Banyak “The Dive Shot” yang memukau juga berfungsi sebagai alat advokasi. Dengan menampilkan keindahan dan kerapuhan ekosistem laut, para fotografer berharap bisa meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya konservasi dan ancaman yang dihadapi lautan kita, seperti polusi dan pemanasan global. Foto-foto ini seringkali menjadi “mata” bagi mereka yang tidak pernah punya kesempatan untuk menyelam.
  • Estetika dan Emosi: Cahaya yang menembus permukaan, siluet yang dramatis, atau detail tekstur karang yang rumit, semuanya bisa membangkitkan emosi. Ada nuansa kedamaian, misteri, kekaguman, atau bahkan kekhawatiran yang bisa disampaikan melalui “The Dive Shot” yang kuat.

“The Dive Shot” di Luar Dunia Bawah Air

Meskipun fokus utama kita adalah fotografi bawah air, terkadang istilah “dive shot” juga muncul dalam konteks lain, meskipun tidak sepopuler dan seteknis di dunia fotografi. Misalnya:

  • Dalam Olahraga: Dalam olahraga seperti basket, “dive” bisa merujuk pada gerakan pemain yang melompat atau “menyelam” ke arah ring untuk lay-up atau dunk. Di sepak bola, istilah “diving” seringkali berarti pura-pura jatuh untuk mendapatkan tendangan bebas atau penalti, yang punya konotasi negatif.
  • Dalam Pertunjukan: Istilah “stage dive” di konser musik rock atau metal adalah ketika seorang musisi atau penonton melompat dari panggung ke arah kerumunan di bawah.

Namun, saat orang awam menyebut “The Dive Shot” tanpa konteks tambahan, hampir pasti mereka merujuk pada keindahan dan tantangan fotografi atau videografi yang dilakukan di bawah permukaan air.

Kesimpulan: Seni Menyelami Keindahan

Jadi, “The Dive Shot” adalah sebuah konsep yang kaya, terutama dalam bidang fotografi dan videografi bawah air. Ini adalah seni mengabadikan dunia di bawah permukaan, entah itu lautan, danau, atau kolam renang, dari perspektif yang imersif dan seringkali menakjubkan. Untuk melakukannya, kamu butuh perpaduan antara peralatan yang tepat, pemahaman teknis, kemampuan menyelam, dan tentu saja, kesabaran serta kecintaan terhadap alam.

Setiap “The Dive Shot” adalah jendela menuju dunia lain yang sebagian besar dari kita jarang lihat. Ini adalah cara untuk membawa keajaiban dan kerapuhan ekosistem bawah air ke permukaan, menginspirasi kekaguman dan mungkin bahkan mendorong kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan kita. Jadi, jika kamu punya kesempatan, coba deh eksplorasi dunia “The Dive Shot” ini. Dijamin seru banget!

Bagaimana menurutmu? Apa Dive Shot favoritmu yang pernah kamu lihat atau impikan untuk diambil? Yuk, bagikan di kolom komentar!

Posting Komentar