Franchise Itu Apa Sih? Panduan Lengkap Buat Pemula!
Pernah lihat gerai kopi terkenal atau restoran cepat saji yang cabangnya ada di mana-mana, bahkan sampai ke pelosok kota? Atau mungkin minimarket dengan logo yang sama persis di setiap sudut jalan? Nah, kemungkinan besar itu adalah bisnis franchise! Konsep bisnis satu ini memang lagi naik daun banget dan jadi pilihan banyak orang yang mau jadi pengusaha tapi gak mau mulai dari nol.
Image just for illustration
Secara gampangnya, franchise itu bisa dibilang seperti “paket bisnis siap pakai”. Kamu sebagai calon pengusaha (disebut franchisee) membeli hak untuk menjalankan bisnis dengan merek, sistem, dan standar operasional yang sudah mapan dan terbukti sukses dari pemilik merek aslinya (disebut franchisor). Jadi, kamu gak perlu pusing mikirin resep, marketing, atau branding dari awal. Semuanya sudah disiapkan!
Membongkar Definisi Franchise¶
Franchise, atau sering juga disebut waralaba dalam Bahasa Indonesia, adalah sebuah sistem distribusi di mana pemilik bisnis (franchisor) memberikan izin kepada individu atau perusahaan lain (franchisee) untuk menjual produk atau jasa menggunakan nama, merek dagang, dan sistem operasional yang dimiliki franchisor. Ini bukan sekadar izin pakai nama, lho. Ada transfer pengetahuan, pelatihan, dan dukungan berkelanjutan yang jadi kunci sukses sistem ini.
Image just for illustration
Dalam perjanjian franchise, franchisee mendapatkan hak untuk menggunakan intellectual property franchisor, seperti merek dagang, logo, desain, resep, dan metode operasional. Sebagai imbalannya, franchisee membayar biaya awal (franchise fee) dan biaya berkelanjutan (royalty fee) kepada franchisor. Sistem ini menawarkan jalan pintas bagi wirausahawan yang ingin memulai bisnis dengan risiko yang lebih rendah karena sudah ada blueprint yang teruji.
Inti dari franchise adalah adanya transfer sistem bisnis yang sudah teruji. Ini berarti franchisor sudah punya SOP (Standard Operating Procedure) yang jelas, mulai dari cara membuat produk, melayani pelanggan, sampai manajemen keuangan. Semua ini dirangkum dalam manual operasional yang harus diikuti oleh franchisee. Jadi, keseragaman kualitas dan pelayanan di setiap cabang bisa tetap terjaga, dari Sabang sampai Merauke.
Perbedaan paling mendasar antara franchise dengan bisnis biasa yang kamu rintis sendiri adalah soal ownership dan control. Kalau bisnis sendiri, kamu punya kontrol penuh dan semua keputusan ada di tanganmu. Tapi di franchise, kamu punya kendali operasional sehari-hari, namun harus tetap patuh pada standar dan arahan dari franchisor. Ini adalah kompromi yang harus kamu terima demi mendapatkan dukungan dan brand power yang sudah ada.
Mengapa Franchise Begitu Populer?¶
Franchise menjadi pilihan populer bagi banyak orang karena menawarkan segudang keuntungan, baik bagi franchisee maupun franchisor. Ini ibarat simbiosis mutualisme di mana kedua belah pihak bisa sama-sama untung. Mari kita bedah lebih dalam kenapa model bisnis ini jadi idola banyak orang.
Image just for illustration
Bagi Penerima Franchise (Franchisee)¶
- Sistem Bisnis Teruji dan Terbukti: Ini adalah keuntungan terbesar. Kamu gak perlu lagi coba-coba formula bisnis dari nol yang seringkali memakan waktu dan biaya besar. Sistem operasional, manajemen, dan produknya sudah terbukti sukses di pasar, sehingga risikonya jauh lebih kecil. Kamu tinggal mengikuti panduan yang sudah ada.
- Brand Awareness Sudah Ada: Kamu gak perlu susah payah membangun nama atau merek dari awal. Merek franchise biasanya sudah dikenal luas dan punya citra positif di mata konsumen. Ini mempermudah proses pemasaran dan menarik pelanggan sejak hari pertama. Pelanggan sudah percaya dengan kualitas dan layanan yang ditawarkan.
- Dukungan Penuh dari Franchisor: Ini bukan sekadar beli nama, tapi juga paket dukungan lengkap. Kamu akan mendapatkan pelatihan awal (dari cara membuat produk, melayani pelanggan, sampai menggunakan sistem kasir), dukungan pemasaran (promo nasional, materi iklan), serta bimbingan operasional dan manajemen berkelanjutan. Kamu gak jalan sendiri.
- Akses ke Pemasok dan Jaringan: Franchisor biasanya sudah punya jaringan pemasok bahan baku atau produk yang stabil dan seringkali dengan harga yang lebih kompetitif karena pembelian dalam jumlah besar. Ini bisa mengurangi biaya operasional dan menjaga kualitas bahan baku. Kamu juga menjadi bagian dari jaringan franchise yang lebih besar.
- Risiko Kegagalan Lebih Rendah: Statistik menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan bisnis franchise jauh lebih tinggi dibandingkan bisnis mandiri. Dengan brand yang kuat, sistem yang teruji, dan dukungan berkelanjutan, potensi kegagalan dapat diminimalisir. Ini memberikan rasa aman bagi para pemula di dunia bisnis.
- Potensi Keuntungan yang Jelas: Karena sistemnya sudah terbukti, proyeksi keuntungan dan balik modal biasanya sudah bisa diperkirakan dengan cukup akurat. Ini membantu franchisee dalam perencanaan keuangan dan target bisnis. Banyak franchisor yang transparan soal return on investment (ROI) yang realistis.
Bagi Pemberi Franchise (Franchisor)¶
- Ekspansi Bisnis yang Cepat dengan Modal Minim: Franchising memungkinkan franchisor untuk memperluas jangkauan bisnisnya secara nasional atau bahkan internasional tanpa harus mengeluarkan modal besar untuk membuka cabang sendiri. Modal ekspansi ditanggung oleh franchisee. Ini adalah cara efisien untuk tumbuh.
- Pendapatan Royalti Berkelanjutan: Setelah menerima franchise fee di awal, franchisor akan mendapatkan pendapatan rutin berupa royalti dari setiap franchisee. Ini adalah passive income yang terus mengalir selama bisnis franchise berjalan. Sumber pendapatan ini stabil dan bisa diprediksi.
- Peningkatan Brand Value dan Pengakuan Pasar: Semakin banyak gerai franchise yang tersebar, semakin kuat pula brand awareness dan dominasi pasar dari merek tersebut. Kehadiran di berbagai lokasi akan meningkatkan pengakuan publik terhadap merek tersebut. Ini menciptakan efek domino positif.
- Risiko Operasional Dibagi: Sebagian besar risiko operasional harian, termasuk biaya karyawan, sewa tempat, dan manajemen inventori, ditanggung oleh franchisee. Franchisor bisa fokus pada pengembangan produk, inovasi, dan strategi pemasaran yang lebih luas. Ini meringankan beban operasional franchisor.
- Meningkatkan Daya Tawar: Dengan jaringan yang luas, franchisor memiliki daya tawar yang lebih kuat terhadap pemasok atau dalam negosiasi dengan pihak lain. Volume pembelian yang besar bisa menghasilkan diskon dan keuntungan tambahan. Ini memperkuat posisi tawar franchisor di pasar.
- Sumber Ide dan Inovasi Baru: Terkadang, franchisee juga bisa memberikan feedback atau ide-ide inovatif dari lapangan yang bisa diterapkan secara luas oleh franchisor. Interaksi ini bisa menjadi sumber inspirasi untuk perbaikan sistem atau pengembangan produk baru. Kolaborasi adalah kunci.
Jenis-Jenis Franchise yang Perlu Kamu Tahu¶
Dunia franchise itu luas banget, gak cuma soal makanan atau minuman aja. Ada berbagai macam jenis franchise yang bisa kamu temukan, masing-masing dengan karakteristik dan model bisnisnya sendiri. Penting banget buat tahu perbedaannya supaya kamu bisa milih yang paling sesuai.
Image just for illustration
1. Product/Distribution Franchise (Waralaba Produk/Distribusi)¶
Jenis franchise ini adalah yang paling sederhana. Di sini, franchisee punya hak untuk menjual produk tertentu yang diproduksi oleh franchisor, seringkali dengan menggunakan merek dagang franchisor. Fokus utamanya adalah distribusi produk. Contohnya kayak dealer mobil, SPBU, atau toko-toko yang khusus menjual produk dari satu merek tertentu seperti toko pakaian merek A.
Dalam model ini, franchisee biasanya cuma bertindak sebagai distributor atau pengecer. Mereka membeli produk dari franchisor dan menjualnya kembali ke konsumen akhir. Meskipun ada penggunaan merek, kadang standar operasionalnya tidak seketat business format franchise. Yang penting produknya laku terjual dan standar kualitasnya terjaga.
2. Business Format Franchise (Waralaba Format Bisnis)¶
Nah, ini adalah jenis franchise yang paling umum dan paling dikenal banyak orang. Di sini, franchisee gak cuma dapat hak untuk menjual produk/jasa dan pakai merek dagang franchisor, tapi juga seluruh sistem bisnisnya. Ini meliputi metode operasional, strategi pemasaran, sistem pelatihan, kontrol kualitas, dan dukungan berkelanjutan.
Contoh paling jelasnya adalah restoran cepat saji (seperti McDonald’s, KFC), kedai kopi (Starbucks, J.Co), atau minimarket (Indomaret, Alfamart). Kamu akan melihat keseragaman di mana-mana, mulai dari tata letak toko, seragam karyawan, sampai cara mereka melayani pelanggan. Ini yang membuat brand experience konsisten di setiap lokasi.
3. Manufacturing Franchise (Waralaba Manufaktur)¶
Dalam jenis ini, franchisor memberikan hak kepada franchisee untuk memproduksi produknya sendiri menggunakan formula atau resep rahasia yang dimiliki franchisor. Setelah diproduksi, produk tersebut kemudian dijual dengan merek dagang franchisor. Jadi, franchisee bukan cuma jual, tapi juga membuat.
Contoh paling klasiknya adalah industri minuman ringan seperti Coca-Cola atau Pepsi. Perusahaan-perusahaan ini memberikan lisensi kepada pabrik-pabrik lokal untuk memproduksi minuman mereka sesuai standar, lalu dijual dengan merek dagang global. Ini memungkinkan franchisor untuk penetrasi pasar yang lebih dalam tanpa harus membangun pabrik di setiap wilayah.
4. Job Franchise (Waralaba Pekerjaan/Layanan)¶
Franchise jenis ini biasanya melibatkan bisnis berbasis layanan yang bisa dioperasikan oleh satu orang atau tim kecil, seringkali dari rumah atau dengan investasi awal yang minim. Ini cocok untuk individu yang ingin memulai bisnis dengan modal terbatas tapi punya keterampilan tertentu.
Contohnya bisa berupa jasa kebersihan, jasa desain, jasa bimbingan belajar, atau jasa perawatan taman. Franchisor menyediakan peralatan, pelatihan, dan sistem pemasaran dasar. Franchisee kemudian melakukan pekerjaan layanan tersebut sesuai standar yang ditetapkan. Fleksibilitasnya lebih tinggi dibanding jenis lain.
5. Investment Franchise (Waralaba Investasi)¶
Ini adalah jenis franchise yang memerlukan investasi modal yang sangat besar, dan biasanya melibatkan operasional yang kompleks. Di sini, franchisee seringkali tidak terlibat langsung dalam operasional harian, melainkan bertindak sebagai investor yang merekrut manajer untuk menjalankan bisnisnya.
Contohnya adalah franchise hotel-hotel besar (Marriott, Hilton), atau resort. Investor membeli hak untuk membangun dan mengoperasikan properti dengan merek tersebut, lalu mengikuti standar yang ketat. Keuntungan utamanya adalah potensi keuntungan yang sangat besar, tapi tentu saja dengan risiko finansial yang juga tinggi.
Istilah Penting dalam Dunia Franchise¶
Agar kamu gak bingung pas ngobrolin atau baca-baca soal franchise, ada beberapa istilah kunci yang wajib banget kamu pahami. Ini dia daftarnya:
Image just for illustration
- Franchisor: Ini adalah pihak pemilik merek, sistem, dan hak kekayaan intelektual (HAKI) yang memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakan semua itu. Bisa berupa perusahaan besar atau individu yang mengembangkan sistem bisnis yang sukses. Mereka adalah “otak” di balik bisnis franchise.
- Franchisee: Ini adalah pihak yang membeli hak dan izin untuk menjalankan bisnis franchise dari franchisor. Mereka yang mengelola operasional harian di lokasi tertentu. Mereka adalah “pelaksana” di lapangan yang membeli lisensi dari franchisor.
- Franchise Fee (Biaya Waralaba): Ini adalah pembayaran awal (biasanya satu kali) yang harus dibayarkan franchisee kepada franchisor untuk mendapatkan hak menggunakan merek, sistem, dan menerima pelatihan awal. Biaya ini seperti “uang muka” untuk masuk ke dalam sistem franchise.
- Royalty Fee (Biaya Royalti): Ini adalah pembayaran berkelanjutan yang harus dibayarkan franchisee kepada franchisor, biasanya bulanan atau per kuartal. Umumnya dihitung berdasarkan persentase dari omzet penjualan franchisee, atau bisa juga jumlah tetap. Ini adalah “sewa” penggunaan sistem dan merek secara terus-menerus.
- Marketing/Advertising Fee (Biaya Pemasaran/Iklan): Beberapa franchisor memungut biaya terpisah untuk dana pemasaran dan iklan bersama. Dana ini digunakan untuk mempromosikan merek secara nasional atau regional, yang menguntungkan semua franchisee. Tidak semua franchise membebankan biaya ini.
- Franchise Disclosure Document (FDD): Ini adalah dokumen hukum penting di Amerika Serikat (di Indonesia mungkin ada dokumen serupa seperti Prospektus Waralaba) yang harus diberikan franchisor kepada calon franchisee. FDD berisi informasi lengkap tentang franchisor, biaya, kewajiban, statistik kinerja, dan detail lainnya. Ini penting untuk riset.
- Master Franchise: Ini adalah perjanjian di mana franchisor memberikan hak kepada satu franchisee (disebut Master Franchisee) untuk mengembangkan dan menjual franchise di wilayah geografis yang luas, bahkan bisa seluruh negara. Master Franchisee bertindak sebagai franchisor bagi sub-franchisee di wilayahnya.
- Area Developer: Mirip dengan Master Franchise, tapi Area Developer hanya bertanggung jawab untuk membuka sejumlah unit franchise dalam area tertentu selama periode waktu yang disepakati, tanpa hak untuk menjual sub-franchise kepada pihak lain. Mereka fokus pada pengembangan dan operasional unit.
Proses Memulai Bisnis Franchise (Tips Praktis)¶
Memulai bisnis franchise memang terlihat mudah, tapi ada beberapa langkah krusial yang harus kamu ikuti biar gak salah langkah. Ini dia panduan singkatnya:
Image just for illustration
- Riset Mendalam: Jangan asal pilih! Cari tahu bisnis franchise apa yang lagi tren, punya potensi pasar yang bagus di lokasi targetmu, dan yang paling penting, sesuai dengan minat dan passion kamu. Apakah kamu suka kuliner, pendidikan, atau jasa?
- Kaji Prospektus/FDD: Setelah menemukan beberapa kandidat, minta dan pelajari dokumen penawaran franchise mereka. Perhatikan biaya, kewajiban, dukungan, dan rekam jejak franchisor. Jangan ragu bertanya kalau ada yang gak jelas. Ini adalah dokumen hukum yang sangat penting.
- Evaluasi Keuangan dan Potensi Keuntungan: Hitung dengan cermat berapa modal awal yang dibutuhkan (franchise fee, renovasi, peralatan, stok), serta proyeksi biaya operasional dan pendapatan. Pastikan kamu punya dana yang cukup atau akses ke pembiayaan. Realistis dalam membuat perkiraan.
- Konsultasi dengan Ahli: Sebelum tanda tangan kontrak, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan pengacara khusus franchise dan akuntan. Mereka bisa membantu menganalisis kontrak dan memastikan semua aspek hukum dan finansial sudah sesuai. Jangan pernah tanda tangan tanpa memahami sepenuhnya.
- Pilih Lokasi yang Strategis: Lokasi adalah kunci sukses banyak bisnis, terutama franchise yang mengandalkan lalu lintas pelanggan. Pertimbangkan demografi, tingkat persaingan, aksesibilitas, dan biaya sewa. Franchisor biasanya punya kriteria lokasi yang spesifik.
- Ikuti Pelatihan dan Persiapan: Setelah deal, franchisor akan memberikan pelatihan intensif tentang sistem operasional, produk, layanan pelanggan, dan manajemen. Manfaatkan pelatihan ini sebaik-baiknya. Persiapkan juga legalitas bisnis seperti perizinan usaha.
- Grand Opening dan Operasional: Setelah semua siap, saatnya buka gerai! Jalankan bisnis sesuai standar operasional yang diberikan franchisor, dan jangan ragu meminta dukungan jika menemui kendala. Pertahankan kualitas dan pelayanan untuk membangun reputasi yang baik.
Fakta Menarik Seputar Dunia Franchise¶
Dunia franchise itu punya sejarah panjang dan fakta-fakta unik yang mungkin belum kamu tahu. Yuk, intip beberapa di antaranya!
Image just for illustration
- Bukan Konsep Baru: Sebenarnya, konsep franchise sudah ada sejak abad pertengahan di Eropa, di mana bangsawan memberikan hak kepada orang lain untuk mengumpulkan pajak di wilayah mereka. Namun, franchise modern seperti yang kita kenal sekarang baru muncul belakangan.
- Isaac Singer dan Mesin Jahitnya: Bapak franchise modern seringkali dikaitkan dengan Isaac Singer, penemu mesin jahit Singer. Pada tahun 1851, ia mulai memberikan lisensi kepada pengusaha independen untuk menjual dan memperbaiki mesin jahitnya, lengkap dengan pelatihan dan dukungan. Ini adalah cikal bakal business format franchise.
- Ray Kroc dan McDonald’s: Kisah Ray Kroc yang mengubah McDonald’s dari restoran burger lokal menjadi raksasa global adalah salah satu cerita sukses franchise paling inspiratif. Ia melihat potensi besar dalam sistem efisien yang diciptakan oleh Dick dan Mac McDonald, lalu membeli hak untuk mengembangkan franchise secara masif.
- Tingkat Keberhasilan Lebih Tinggi: Studi menunjukkan bahwa bisnis franchise memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan bisnis mandiri. Di AS, sekitar 90% franchise masih beroperasi setelah 5 tahun, jauh lebih tinggi daripada bisnis kecil independen yang seringkali di bawah 50%.
- Franchise Terbesar di Dunia: Subway, jaringan sandwich global, sering disebut sebagai franchise terbesar di dunia dalam hal jumlah lokasi, dengan puluhan ribu gerai di seluruh dunia. Ini menunjukkan betapa kuatnya model ekspansi franchise.
- Fenomena Franchise Lokal di Indonesia: Indonesia juga punya banyak brand lokal yang sukses berekspansi melalui sistem franchise, mulai dari kuliner (seperti Es Teler 77, Kebab Turki Baba Rafi, Janji Jiwa) hingga pendidikan dan laundry. Ini menunjukkan potensi besar bagi pengusaha lokal.
- Diversifikasi Bidang Usaha: Franchise gak cuma soal makanan atau minuman aja. Ada franchise di bidang pendidikan, kesehatan, kecantikan, otomotif, logistik, properti, bahkan senior care! Pilihan bidang usaha sangat beragam.
Tantangan dan Risiko dalam Bisnis Franchise¶
Meskipun banyak keuntungannya, bisnis franchise juga punya tantangan dan risiko yang perlu kamu pertimbangkan. Jangan cuma lihat enaknya doang!
Image just for illustration
- Kurangnya Kontrol dan Fleksibilitas: Kamu harus mengikuti aturan main dari franchisor. Gak bisa seenaknya mengubah resep, dekorasi, atau strategi marketing tanpa izin. Ini bisa jadi batasan bagi mereka yang suka berinovasi atau punya ide sendiri. Kemandirianmu terbatas.
- Biaya Awal dan Berkelanjutan yang Besar: Meskipun risikonya lebih rendah, investasi awal untuk franchise (franchise fee, biaya renovasi, peralatan) bisa sangat besar. Ditambah lagi dengan royalty fee bulanan dan biaya marketing. Ini bisa menguras modal dan memakan waktu lebih lama untuk balik modal.
- Ketergantungan pada Reputasi Franchisor: Kesuksesan bisnismu sangat bergantung pada kinerja dan reputasi brand franchisor secara keseluruhan. Kalau ada masalah atau skandal yang menimpa brand pusat atau franchisee lain di kota lain, bisnismu bisa ikut terkena dampak negatifnya.
- Terikat Kontrak Jangka Panjang: Perjanjian franchise biasanya berlaku untuk jangka waktu yang cukup panjang, misalnya 5 atau 10 tahun. Melepas diri dari kontrak sebelum waktunya bisa menimbulkan penalti yang besar. Jadi, pastikan kamu benar-benar yakin sebelum tanda tangan.
- Pembagian Keuntungan: Meskipun omzet besar, kamu harus menyisihkan sebagian untuk royalty fee dan marketing fee. Ini berarti margin keuntungan bersihmu mungkin tidak setinggi jika kamu membangun bisnis sendiri dari nol dengan brand kamu sendiri.
- Persaingan Antar Franchisee: Di beberapa kota, mungkin ada beberapa gerai franchise yang sama di lokasi yang berdekatan. Ini bisa menimbulkan persaingan antar franchisee itu sendiri, yang pada akhirnya bisa mengurangi pangsa pasar masing-masing.
- Inovasi dan Perubahan Pasar: Jika franchisor lambat berinovasi atau beradaptasi dengan tren pasar yang berubah, semua franchisee akan ikut terdampak. Kamu tidak bisa melakukan inovasi sendiri tanpa persetujuan dari franchisor.
Memilih Franchise yang Tepat: Jangan Asal Pilih!¶
Memilih franchise itu seperti memilih pasangan hidup, harus selektif dan hati-hati. Ini beberapa tips penting agar kamu gak salah pilih:
Image just for illustration
- Sesuaikan dengan Minat dan Passion: Pilih bisnis yang benar-benar kamu minati. Kalau kamu suka kopi, mungkin franchise kedai kopi akan lebih cocok daripada franchise bengkel motor. Passion akan membuatmu lebih termotivasi dan menikmati prosesnya.
- Evaluasi Pasar dan Lokasi: Lakukan riset pasar mendalam di area yang kamu target. Apakah ada cukup permintaan untuk produk/jasa franchise tersebut? Bagaimana tingkat persaingannya? Apakah lokasi yang kamu inginkan strategis dan sesuai standar franchisor?
- Cek Rekam Jejak Franchisor: Selidiki reputasi franchisor. Apakah mereka punya sejarah yang baik dalam mendukung franchisee-nya? Berapa banyak franchisee yang sukses dan berapa banyak yang gagal? Jangan ragu minta daftar kontak franchisee yang sudah ada untuk diajak bicara.
- Pahami Dukungan yang Diberikan: Pastikan franchisor menawarkan pelatihan komprehensif, dukungan pemasaran yang kuat, dan bantuan operasional berkelanjutan. Dukungan ini krusial untuk kesuksesanmu, terutama di awal.
- Transparansi Keuangan: Franchisor yang baik akan transparan soal semua biaya yang terlibat (awal dan berkelanjutan) serta proyeksi keuangan yang realistis. Hati-hati dengan janji manis keuntungan luar biasa dalam waktu singkat.
- Pelajari Kontrak dengan Seksama: Ini poin penting yang sering diabaikan. Baca semua poin dalam perjanjian franchise secara detail. Jika perlu, minta bantuan pengacara untuk meninjau kontrak agar kamu paham semua hak dan kewajibanmu.
Struktur Biaya Franchise: Apa Saja yang Perlu Disiapkan?¶
Sebelum terjun ke dunia franchise, kamu harus paham betul apa saja biaya yang perlu kamu siapkan. Ini bukan cuma franchise fee doang, lho!
Image just for illustration
- Franchise Fee (Biaya Waralaba): Ini adalah pembayaran awal yang wajib kamu bayarkan kepada franchisor untuk mendapatkan hak menggunakan merek, sistem, dan pelatihan. Jumlahnya bervariasi tergantung brand, mulai dari puluhan juta hingga miliaran rupiah. Ini biaya satu kali di awal.
- Royalty Fee (Biaya Royalti): Biaya ini dibayarkan secara berkala (bulanan/kuartalan) selama masa kontrak. Biasanya berupa persentase dari omzet penjualan kotor atau jumlah tetap. Ini adalah biaya berkelanjutan untuk penggunaan sistem dan dukungan.
- Marketing/Advertising Fee: Beberapa franchisor memungut biaya ini untuk dana pemasaran bersama. Fungsinya untuk promosi brand di tingkat nasional atau regional. Ini bisa berupa persentase omzet atau jumlah tetap.
- Biaya Setup/Investasi Awal: Ini termasuk biaya untuk:
- Sewa/Beli Lokasi: Jika kamu tidak punya tempat sendiri.
- Renovasi dan Desain Interior: Mengubah tempat sesuai standar desain franchisor.
- Peralatan dan Mesin: Pembelian alat masak, mesin kopi, kasir, atau peralatan khusus lainnya.
- Furnitur dan Perlengkapan: Meja, kursi, display, signage, dll.
- Stok Awal: Pembelian bahan baku atau produk awal untuk dijual.
- Perizinan dan Legalitas: Pengurusan izin usaha, IMB, dll.
- Pelatihan Karyawan: Biaya untuk melatih stafmu.
- Modal Kerja: Ini adalah dana yang harus kamu siapkan untuk menutupi biaya operasional awal sebelum bisnismu menghasilkan profit yang stabil. Termasuk gaji karyawan, biaya listrik, air, internet, dan pembelian stok tambahan. Penting untuk punya cadangan modal kerja setidaknya 3-6 bulan.
Diagram Alur Proses Bisnis Franchise Sederhana¶
Biar makin kebayang, ini dia alur sederhana bagaimana proses bisnis franchise berjalan:
mermaid
graph TD
A[Franchisor] -->|Memberikan Hak & Sistem| B(Franchisee)
B -->|Membayar Franchise Fee & Royalty Fee| A
A -->|Memberikan Pelatihan & Dukungan Operasional| B
B -->|Menjalankan Bisnis Sesuai SOP & Mengelola Gerai| C(Pelanggan)
C -->|Membeli Produk/Jasa dari Franchisee| B
B -->|Melaporkan Omzet & Kinerja| A
A -->|Melakukan Kontrol Kualitas & Inovasi| B
Image just for illustration
Penjelasan Diagram:
Franchisor (pemilik merek) memberikan hak dan sistem bisnis kepada Franchisee. Sebagai imbalannya, Franchisee membayar Franchise Fee (biaya awal) dan Royalty Fee (biaya berkala) kepada Franchisor. Franchisor kemudian memberikan pelatihan dan dukungan operasional yang diperlukan kepada Franchisee. Franchisee menjalankan bisnisnya sesuai dengan standar operasional yang telah ditetapkan, melayani Pelanggan, dan menjual produk/jasa. Pelanggan membeli produk/jasa dari Franchisee. Secara berkala, Franchisee melaporkan omzet dan kinerja kepada Franchisor. Franchisor terus melakukan kontrol kualitas dan inovasi untuk menjaga dan mengembangkan merek.
Itu dia seluk-beluk tentang apa itu franchise, kenapa populer, jenis-jenisnya, sampai tips memilih dan tantangannya. Semoga artikel ini bisa memberikan gambaran yang jelas buat kamu yang tertarik terjun ke dunia bisnis, khususnya lewat jalur franchise.
Ada pertanyaan atau pengalaman menarik tentang franchise? Yuk, share di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar