Odo Itu Apa Sih? Panduan Lengkap Mengenal Odo, Istilah Gaul Kekinian!

Table of Contents

Pernah denger atau lihat angka-angka di dashboard mobil atau motor kalian yang terus bergerak seiring jarak tempuh? Yup, itu dia yang sering kita sebut odo. Tapi, sebenarnya apa sih odo itu? Nama resminya adalah odometer. Secara simpel, odometer adalah alat pengukur jarak tempuh total sebuah kendaraan sejak pertama kali digunakan dari pabrik atau sejak alat pengukurnya diganti. Fungsinya krusial banget lho, bukan cuma sekadar angka pajangan. Angka ini jadi indikator penting buat berbagai hal, mulai dari perawatan, penilaian harga jual, sampai riwayat penggunaan kendaraan.

Pengertian Odometer Mobil
Image just for illustration

Apa Sebenarnya Odo Itu?

Seperti yang udah disebut, odo itu adalah nama panggilan akrab untuk odometer. Alat ini dirancang khusus untuk menghitung dan mencatat total jarak yang sudah dilalui oleh sebuah kendaraan, baik itu mobil, motor, bus, atau bahkan sepeda (kalau dipasang cyclometer). Lokasinya biasanya nempel di area dashboard atau panel instrumen pengemudi, biar gampang dipantau. Angka yang ditunjukkan oleh odometer ini bersifat akumulatif, artinya dia terus bertambah seiring dengan bertambahnya jarak yang ditempuh kendaraan.

Alat ini ada sejak lama lho, bahkan jauh sebelum ada mobil. Konsep alat pengukur jarak sudah ada sejak zaman Romawi kuno, digunakan untuk survei dan mengukur jarak perjalanan. Nah, odometer pada kendaraan modern itu hasil evolusi dari ide-ide awal tersebut, disesuaikan dengan teknologi yang ada, dari yang tadinya mekanis pakai kabel dan roda gigi, sampai sekarang yang udah digital pakai sensor dan komputer. Angka di odometer ini sering jadi bukti seberapa “tua” pengalaman jalan sebuah kendaraan.

Fungsi Utama Odometer

Kenapa sih angka odo ini penting banget? Ada beberapa fungsi utamanya yang sangat vital bagi pemilik kendaraan:

  1. Panduan Perawatan Berkala: Ini fungsi yang paling umum dan penting. Setiap kendaraan punya jadwal perawatan rutin berdasarkan jarak tempuh (kilometer atau mil). Misalnya, ganti oli tiap 5.000 km, servis besar tiap 50.000 km, ganti timing belt tiap 100.000 km, dan seterusnya. Angka odometer inilah yang jadi acuan utama untuk mengetahui kapan waktu yang tepat melakukan perawatan tersebut. Mengikuti jadwal ini bikin kendaraan tetap prima dan awet.
  2. Penilaian Harga Jual Kembali: Angka odo sangat berpengaruh pada nilai jual sebuah kendaraan bekas. Mobil atau motor dengan jarak tempuh (odo) rendah biasanya punya harga jual yang lebih tinggi dibandingkan yang odo-nya sudah tinggi, meskipun tahun pembuatannya sama. Odo rendah seringkali dianggap sebagai indikasi bahwa kendaraan jarang dipakai dan komponennya masih minim keausan.
  3. Evaluasi Kondisi Kendaraan: Jarak tempuh yang tinggi umumnya menunjukkan tingkat keausan komponen yang lebih tinggi pada mesin, transmisi, kaki-kaki, dan bagian lain kendaraan. Dengan melihat angka odo, calon pembeli atau mekanik bisa punya gambaran awal seberapa intens kendaraan tersebut telah digunakan dan memperkirakan komponen apa saja yang mungkin butuh perhatian atau penggantian dalam waktu dekat.
  4. Validasi Garansi: Banyak garansi yang diberikan oleh pabrikan kendaraan atau produsen komponen punya batasan, tidak hanya berdasarkan waktu (misal: 3 tahun), tapi juga berdasarkan jarak tempuh (misal: 100.000 km). Jika odo sudah melewati batas yang ditentukan, garansi mungkin tidak berlaku lagi, meskipun periode waktunya belum habis.
  5. Menghitung Efisiensi Bahan Bakar Jangka Panjang: Dengan mencatat angka odo setiap kali mengisi bahan bakar dan tahu berapa liter bensin yang diisi, kita bisa menghitung rata-rata konsumsi bahan bakar kendaraan per kilometer atau mil secara akurat dalam jangka waktu yang panjang. Ini membantu pemilik memahami seberapa efisien kendaraannya.

Intinya, odometer itu bukan cuma angka. Dia adalah rekam jejak perjalanan kendaraan yang memberikan informasi berharga untuk pemeliharaan dan penilaian nilai.

Fungsi Odometer untuk Servis
Image just for illustration

Jenis-jenis Odometer

Seiring perkembangan teknologi, odometer juga mengalami evolusi. Secara umum, ada dua jenis odometer yang paling sering kita temui:

Odometer Mekanis

Ini adalah jenis odometer yang paling “klasik”, sering ditemukan pada kendaraan-kendaraan produksi lama. Cara kerjanya sepenuhnya mengandalkan komponen mekanis. Ada kabel yang terhubung ke transmisi kendaraan atau roda, yang kemudian memutar serangkaian roda gigi kecil di dalam unit odometer. Roda gigi ini terhubung ke drum-drum kecil yang berisi angka-angka (0-9). Saat jarak tempuh bertambah, roda gigi memutar drum angka secara bertahap. Ketika satu drum (misal: drum kilometer satuan) menyelesaikan satu putaran penuh (dari 0 kembali ke 0 setelah melewati 9), ia akan “menggulingkan” drum di sebelahnya (drum kilometer puluhan) untuk berputar satu digit. Begitu seterusnya.

Keunggulan odometer mekanis adalah kesederhanaannya dan ketahanan terhadap gangguan elektronik. Namun, kekurangannya adalah akurasinya bisa menurun seiring usia karena keausan komponen bergerak, dan yang paling riskan, jenis ini relatif lebih mudah dimanipulasi angkanya (diputar mundur atau “di-rollback”) secara fisik oleh oknum tidak bertanggung jawab. Tampilan odometer mekanis biasanya berupa deretan angka yang tersusun rapi di balik jendela kecil pada panel instrumen.

Odometer Digital

Odometer digital adalah standar pada kendaraan modern saat ini. Alat ini tidak lagi menggunakan kabel atau roda gigi fisik untuk mengukur jarak. Sebagai gantinya, ia menerima sinyal elektronik dari sensor kecepatan (speed sensor) yang biasanya terletak di transmisi atau roda. Sinyal ini kemudian dikirim ke Electronic Control Unit (ECU) kendaraan atau modul khusus yang menghitung jarak tempuh berdasarkan sinyal yang diterima dan ukuran ban. Angka jarak tempuh ini kemudian ditampilkan pada layar digital, biasanya berupa LCD atau LED, di panel instrumen.

Keunggulan odometer digital adalah akurasinya yang lebih tinggi, kurang rentan terhadap kerusakan mekanis, dan angkanya jauh lebih sulit untuk dimanipulasi dibandingkan odometer mekanis (meskipun bukan berarti tidak bisa sama sekali, hanya butuh alat dan keahlian khusus). Tampilannya juga lebih modern dan mudah dibaca. Beberapa odometer digital modern bahkan terintegrasi dengan sistem informasi kendaraan lainnya. Kelemahannya, seperti komponen elektronik lainnya, ia bisa mengalami malfungsi atau kerusakan akibat masalah kelistrikan.

Mekanik vs Digital Odometer
Image just for illustration

Berikut tabel perbandingan singkat keduanya:

Fitur Odometer Mekanis Odometer Digital
Cara Kerja Kabel, roda gigi, drum angka Sensor kecepatan, sinyal elektronik
Tampilan Angka pada drum fisik (berputar) Layar digital (LCD/LED)
Akurasi Cukup baik, bisa menurun seiring usia Umumnya lebih akurat, stabil
Manipulasi Relatif lebih mudah di-rollback Lebih sulit, butuh alat & keahlian khusus
Keandalan Tahan banting mekanis, rentan aus Rentan masalah kelistrikan/elektronik
Kendaraan Umum Produksi lama Produksi modern

Cara Kerja Odometer

Mari kita bedah sedikit lebih dalam bagaimana kedua jenis odometer ini bekerja:

Odometer Mekanis:
Jantung dari sistem ini adalah kabel odometer. Kabel ini terbuat dari kawat baja fleksibel yang dilapisi selubung. Salah satu ujung kabel terhubung ke output speedo gear (gigi kecepatan) di transmisi kendaraan. Saat roda kendaraan berputar, transmisi juga berputar, dan speedo gear akan memutar kawat baja di dalam kabel odometer. Ujung kabel yang lain terhubung ke unit odometer di dashboard. Putaran kawat baja ini menggerakkan serangkaian worm gears (gigi ulir) dan roda gigi kecil lainnya di dalam unit odometer. Setiap putaran tertentu dari kabel akan menggerakkan drum angka satuan sebanyak satu digit. Misalnya, putaran yang setara dengan 100 meter akan menggerakkan drum satuan sebanyak 0,1 digit. Ketika drum satuan menyelesaikan satu putaran penuh (setara dengan 1 km atau 1 mil), ia akan memicu drum puluhan untuk berputar satu digit. Proses ini terus berulang untuk drum ratusan, ribuan, dan seterusnya, mencatat total jarak tempuh. Sistem ini murni mekanis, jadi tidak butuh listrik untuk berfungsi (kecuali lampu penerangan dashboard).

Odometer Digital:
Pada odometer digital, tidak ada lagi kabel fisik yang memutar. Pengukuran jarak dimulai dari sensor kecepatan. Sensor ini bisa berupa sensor Hall effect atau sensor magnetik yang dipasang di dekat roda, poros penggerak, atau di dalam transmisi. Sensor ini mendeteksi putaran komponen (roda, poros, dll) dan menghasilkan serangkaian pulsa listrik. Jumlah pulsa per putaran komponen ini sudah dikalibrasi sesuai dengan diameter roda atau gear rasio transmisi. Pulsa-pulsa listrik ini dikirim ke ECU kendaraan atau modul kontrol speedometer. Komputer di dalamnya menghitung jumlah pulsa yang diterima dalam periode waktu tertentu untuk menentukan kecepatan, dan juga mengakumulasi total pulsa yang diterima untuk menghitung jarak total yang sudah ditempuh. Hasil perhitungan jarak ini kemudian dikirimkan dalam bentuk data digital ke layar LCD atau LED pada panel instrumen untuk ditampilkan sebagai angka odometer. Karena berbasis elektronik, odometer digital membutuhkan sumber daya listrik dari aki kendaraan.

Memahami cara kerjanya membantu kita mengerti kenapa odometer itu bisa rusak (misalnya kabel putus pada mekanis, atau sensor/modul error pada digital) dan juga kenapa manipulasi angkanya itu sebuah proses teknis yang disengaja.

Cara Kerja Odometer Mobil
Image just for illustration

Kenapa Angka Odo Penting?

Angka odometer itu ibarat curriculum vitae alias riwayat hidup kendaraan. Kenapa riwayat ini penting?

Pertama, bayangkan beli mobil bekas. Angka odo adalah salah satu informasi paling gamblang yang bisa kalian lihat untuk memperkirakan seberapa berat pemakaian mobil itu. Mobil dengan odo rendah (misal, 50.000 km untuk mobil usia 5 tahun) seringkali diartikan sebagai mobil yang jarang dipakai, mungkin cuma buat dalam kota atau di akhir pekan. Logikanya, komponen mesin, transmisi, suspensi, dan interiornya seharusnya masih relatif minim keausan dibandingkan mobil seusia yang odo-nya sudah 200.000 km.

Kedua, angka odo adalah sahabat terbaik mekanik dan pemilik kendaraan dalam urusan perawatan. Ganti oli, filter, busi, kampas rem, ban, sampai komponen timing belt yang vital itu semua punya interval penggantian berdasarkan jarak tempuh yang diukur oleh odometer. Mengabaikan interval ini bisa fatal lho. Timing belt putus karena telat ganti di atas angka odo yang direkomendasikan bisa bikin mesin rusak parah dan biayanya jauh lebih mahal daripada biaya ganti timing belt itu sendiri. Jadi, rajin-rajin intip angka odo buat patokan servis ya, guys.

Ketiga, soal garansi. Produsen mobil ngasih garansi (misal, 3 tahun atau 100.000 km, mana yang tercapai duluan) karena mereka percaya komponennya bakal awet sampai jarak tempuh tertentu. Kalau odometer menunjukkan angka yang melebihi batas garansi jarak tempuh, klaim garansi untuk komponen tertentu bisa ditolak meskipun masa garansi berdasarkan waktu belum habis. Ini wajar, karena penggunaan jarak jauh memang meningkatkan risiko keausan.

Terakhir, nilai jual kembali. Ini udah disinggung sedikit tadi, tapi perlu ditekankan lagi. Odo rendah itu magnet bagi calon pembeli mobil bekas. Mereka seringkali bersedia membayar lebih mahal untuk mobil dengan odo rendah karena asumsi kondisinya lebih baik. Sebaliknya, odo tinggi bisa jadi bargaining chip bagi pembeli untuk menawar harga lebih rendah. Jadi, angka odo benar-benar mencerminkan persepsi pasar terhadap usia dan kondisi “kerja” sebuah kendaraan.

Singkatnya, angka odo bukan sekadar deretan digit. Ia adalah penentu kesehatan, nilai, dan riwayat penggunaan kendaraan.

Angka Odometer dan Nilai Jual Mobil
Image just for illustration

Fakta Menarik Seputar Odometer

Ada beberapa hal unik dan menarik seputar odometer yang mungkin belum banyak diketahui:

  1. Asal Usulnya Bukan dari Mobil: Konsep alat pengukur jarak sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Ada catatan tentang alat serupa yang digunakan oleh peradaban Yunani dan Romawi kuno untuk mengukur jarak jalan dan batas wilayah. Vitruvius, seorang arsitek dan insinyur Romawi, menjelaskan desain alat pengukur jarak yang bekerja dengan menjatuhkan kerikil ke dalam kotak setiap jarak tertentu tercapai. Bahkan Leonardo da Vinci juga pernah menggambar desain alat pengukur jarak. Jadi, ide odo itu jauh lebih tua dari mesin uap atau mesin bakar!
  2. Rekor Odo Tertinggi: Ada kisah-kisah legendaris tentang mobil dengan jarak tempuh yang luar biasa tinggi. Rekor dunia untuk jarak tempuh tertinggi pada mobil penumpang yang dikendarai oleh pemilik aslinya dipegang oleh Irv Gordon dari Amerika Serikat dengan Volvo P1800 miliknya. Sebelum Irv meninggal pada 2018, mobil klasiknya itu sudah mencatat lebih dari 3,2 juta mil, atau setara dengan lebih dari 5,15 juta kilometer! Angka ini bukti bahwa dengan perawatan yang tepat dan rutin (berdasarkan acuan odo tentunya!), sebuah mobil bisa bertahan dan menempuh jarak yang sungguh fantastis.
  3. Pengaruh Ukuran Ban: Pada kendaraan dengan odometer mekanis atau yang sistem digitalnya masih sederhana, penggantian ukuran ban standar dengan ukuran yang jauh berbeda (diameter luar lebih besar atau lebih kecil) bisa mempengaruhi akurasi odometer. Ini karena jumlah putaran roda per kilometer akan berubah. Sistem odometer digital modern biasanya lebih canggih dan bisa dikalibrasi ulang jika ada perubahan ukuran ban yang signifikan, atau bahkan menghitung jarak dari sensor di transmisi yang tidak terpengaruh langsung diameter ban.
  4. Satuan yang Berbeda: Tergantung negara pembuat atau negara tujuan penjualan, odometer bisa menampilkan jarak dalam satuan kilometer (km) atau mil (miles). 1 mil setara dengan sekitar 1.609 km. Ini penting diketahui, terutama saat melihat spesifikasi kendaraan dari negara lain.
  5. Odometer pada Sepeda: Alat serupa odometer juga ada untuk sepeda, namanya cyclometer atau speedometer sepeda. Prinsip kerjanya mirip, mengukur putaran roda untuk menghitung jarak tempuh. Ada yang mekanis, ada juga yang digital dengan sensor di fork depan dan magnet di jari-jari roda.

Fakta-fakta ini menunjukkan betapa odometer, meski terlihat sederhana, punya sejarah panjang dan peran yang cukup menarik dalam dunia otomotif dan transportasi.

Mobil dengan Odo Tertinggi
Image just for illustration

Hati-hati dengan Manipulasi Odo!

Ini adalah poin penting yang harus banget kalian waspadai, terutama kalau lagi cari kendaraan bekas. Manipulasi odometer atau yang sering disebut “odometer rollback” adalah praktik ilegal yang tujuannya jelas: membuat angka odo terlihat lebih rendah dari kondisi sebenarnya agar harga jual kendaraan bisa dinaikkan.

Pada odometer mekanis, praktik ini dilakukan dengan memutar kembali drum angka secara manual. Ada alat-alat khusus yang bisa digunakan untuk memutar balik kabel odometer atau langsung memutar drum angkanya. Prosesnya memang butuh kesabaran dan keahlian, tapi bisa dilakukan. Hasilnya, mobil dengan odo 200.000 km bisa terlihat seperti baru menempuh 50.000 km.

Untuk odometer digital, manipulasi lebih sulit tapi bukan tidak mungkin. Dibutuhkan alat diagnostik khusus atau software yang bisa dihubungkan ke sistem elektronik kendaraan (melalui port OBD-II) untuk mengubah data jarak tempuh yang tersimpan di memori komputer kendaraan. Prosesnya lebih canggih dan tidak meninggalkan jejak fisik seperti pada odometer mekanis, sehingga lebih susah dideteksi secara kasat mata.

Kenapa manipulasi odo itu berbahaya?
* Kerugian Finansial: Kalian membeli mobil dengan harga yang tidak pantas berdasarkan kondisi sebenarnya. Mobil yang seharusnya bernilai X karena odo tinggi, dijual dengan harga X+Y karena odo-nya dimundurkan.
* Risiko Keamanan dan Biaya Perawatan Tersembunyi: Kalian pikir mobilnya masih minim perawatan karena odo rendah. Padahal, komponen vital (seperti timing belt, kampas rem, ban) mungkin sudah mendekati atau bahkan melewati masa pakainya berdasarkan jarak tempuh asli. Ini bisa berujung pada kerusakan mendadak yang membahayakan keselamatan dan tentu saja, biaya perbaikan yang tidak terduga dan mahal.
* Melanggar Hukum: Manipulasi odometer adalah tindak pidana di banyak negara, termasuk di Indonesia.

Bagaimana cara mendeteksi potensi manipulasi?
* Cek Riwayat Servis: Minta catatan servis berkala dari pemilik sebelumnya. Bengkel resmi atau bengkel terpercaya biasanya mencatat jarak tempuh setiap kali servis dilakukan. Cocokkan angka-angka di catatan servis dengan angka di odometer saat ini. Jika ada lompatan aneh atau angka odo saat ini lebih rendah dari catatan servis sebelumnya, itu bendera merah!
* Periksa Kondisi Fisik Kendaraan: Odo 50.000 km tapi kondisi jok udah sobek parah, pedal rem dan gas udah aus banget, setir udah licin, atau cat di area pegangan pintu udah pudar? Ini nggak wajar. Kondisi keausan komponen interior dan eksterior seringkali berbanding lurus dengan jarak tempuh. Odo rendah tapi fisik udah kelihatan “tua” bisa jadi indikasi manipulasi.
* Lihat Dokumen Kendaraan: Beberapa negara atau daerah mencatat jarak tempuh kendaraan saat melakukan uji emisi, perpanjangan STNK, atau inspeksi lainnya. Cek dokumen-dokumen tersebut kalau tersedia.
* Minta Bantuan Profesional: Cara terbaik adalah membawa kendaraan ke bengkel terpercaya atau inspektor independen untuk dilakukan pengecekan menyeluruh sebelum membeli. Mereka punya pengalaman dan alat untuk mendeteksi tanda-tanda manipulasi atau kondisi kendaraan yang tidak sesuai dengan angka odo.

Jangan pernah membeli mobil bekas hanya berdasarkan angka odo yang terlihat rendah. Selalu lakukan pengecekan komprehensif!

Deteksi Odometer Palsu
Image just for illustration

Odometer vs. Trip Meter: Apa Bedanya?

Di panel instrumen kendaraan, seringkali kita melihat ada dua jenis indikator jarak tempuh: odometer dan trip meter. Sekilas mirip angka semua, tapi fungsinya beda lho.

Odometer: Seperti yang sudah dijelaskan panjang lebar, ini adalah pengukur jarak tempuh total akumulatif sejak kendaraan pertama kali dipakai. Angka ini terus bertambah dan umumnya tidak bisa di-reset ke nol oleh pengguna (pada odometer digital modern, proses reset total ini biasanya hanya bisa dilakukan di bengkel resmi dengan alat khusus, misalnya setelah penggantian unit).

Trip Meter: Ini adalah pengukur jarak tempuh untuk perjalanan spesifik. Kebanyakan kendaraan modern punya satu atau dua trip meter (biasanya dilabeli Trip A dan Trip B). Trip meter bisa di-reset ke nol oleh pengemudi kapan pun diinginkan, biasanya dengan menekan atau menahan tombol tertentu. Trip meter ini berguna untuk:
* Mengukur jarak dari satu lokasi ke lokasi lain dalam satu perjalanan.
* Menghitung jarak tempuh untuk menghabiskan satu tangki bahan bakar.
* Menghitung jarak yang sudah ditempuh sejak servis terakhir (jika odometer total tidak di-reset).
* Panduan navigasi jika rute manual menggunakan jarak.

Jadi, perbedaannya ada pada sifat pengukuran dan kemampuan reset. Odometer itu total dan permanen (dalam konteks penggunaan sehari-hari), sementara trip meter itu parsial dan bisa di-reset untuk setiap perjalanan baru. Keduanya sama-sama penting, odometer untuk rekam jejak jangka panjang dan perawatan, trip meter untuk kebutuhan pengukuran jarak tempuh jangka pendek atau per perjalanan.

Odometer dan Trip Meter Dashboard
Image just for illustration

Tips Terkait Odometer

Meskipun odometer itu sendiri jarang butuh perawatan khusus, ada beberapa tips terkait penggunaannya:

  1. Pantau Angka Odo Secara Rutin: Jangan cuma lihat speedometer (kecepatan), tapi juga perhatikan angka odo. Cek sudah berapa kilometer/mil jarak yang ditempuh sejak servis terakhir atau sejak ganti oli. Ini membantu kalian mengingat jadwal perawatan berikutnya.
  2. Catat Angka Odo Saat Servis: Setiap kali melakukan servis, pastikan bengkel mencatat angka odo saat itu di nota atau buku servis. Simpan catatan ini dengan baik. Ini bukti penting untuk riwayat perawatan kendaraan dan bisa jadi alat bantu jika suatu saat nanti ada kecurigaan manipulasi odo.
  3. Waspada Jika Odometer Tidak Bertambah: Jika kalian perhatikan angka odometer tidak bertambah padahal kendaraan sedang berjalan, segera periksakan ke bengkel. Pada odometer mekanis, mungkin kabelnya putus. Pada odometer digital, bisa jadi sensor kecepatan atau modulnya bermasalah. Odometer yang tidak berfungsi bukan cuma bikin bingung soal perawatan, tapi juga bisa ilegal karena kendaraan dianggap tidak bisa mencatat jarak tempuhnya.
  4. Jangan Terlalu Terpaku pada Angka Odo Saat Beli Bekas: Angka odo penting, tapi bukan satu-satunya penentu kondisi mobil. Mobil dengan odo tinggi tapi dirawat rutin dan apik bisa jadi kondisinya lebih baik daripada mobil odo rendah tapi jarang diservis atau dipakai kasar. Selalu utamakan pengecekan kondisi fisik menyeluruh dan riwayat perawatan.
  5. Pahami Satuan: Jika kendaraan kalian impor atau spesifikasinya untuk pasar yang berbeda, pastikan kalian tahu apakah angka odo ditampilkan dalam kilometer atau mil agar tidak salah perhitungan untuk jadwal perawatan atau penilaian jarak tempuh.

Odometer itu alat yang simpel tapi menyimpan informasi yang krusial. Memahami cara kerjanya dan fungsinya membuat kita jadi pengemudi dan pemilik kendaraan yang lebih smart dan bertanggung jawab.

Buku Servis Mobil dan Odometer
Image just for illustration

Nah, sekarang kalian sudah tahu kan apa itu odo, alias odometer, dan betapa pentingnya alat ini bagi kendaraan kita. Mulai sekarang, jangan cuma lihat kecepatan di speedometer ya, tapi juga perhatikan baik-baik angka di odometer kalian!

Punya pengalaman menarik soal odometer? Mungkin pernah lihat mobil dengan odo super tinggi? Atau punya tips tambahan soal odometer? Yuk, bagikan di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar