Mengenal Lebih Dekat: Apa Sih yang Dimaksud Orang Musyrik Itu? Yuk, Simak!

Table of Contents

Pernah denger kata “musyrik”? Kata ini sering banget disebut, terutama kalau lagi bahas soal agama, khususnya Islam. Tapi, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan orang-orang musyrik itu? Biar nggak bingung, yuk kita bedah pelan-pelan.

Secara bahasa, “musyrik” itu berasal dari kata syirk atau syarik dalam bahasa Arab, yang artinya menyekutukan atau menggabungkan. Nah, orang musyrik adalah pelakunya, yaitu orang yang melakukan perbuatan syirik. Dalam konteks agama Islam, syirik punya makna spesifik yang sangat penting.

Syirik: Dosa Paling Besar dalam Islam

Dalam ajaran Islam, syirik itu intinya adalah menyekutukan Allah SWT. Maksudnya, menempatkan sesuatu atau seseorang pada kedudukan yang seharusnya hanya milik Allah. Ini bisa berupa menyamakan Allah dengan makhluk-Nya dalam hal ibadah, kekuasaan, sifat, atau hak-hak ketuhanan lainnya.

Allah itu Esa, satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, dimintai pertolongan, ditakuti, dan dicintai melebihi segalanya. Konsep ini disebut Tauhid, yang merupakan pondasi utama ajaran Islam. Nah, syirik adalah kebalikan atau lawan dari Tauhid.

Mengapa Syirik Fatal?

Syirik dianggap sebagai dosa yang paling besar (dosa akbar) dalam Islam. Bahkan, Al-Qur’an menegaskan bahwa syirik adalah kezaliman yang paling besar (Zulm ‘Azhim). Kenapa begitu? Karena syirik itu melanggar hak paling dasar Allah sebagai pencipta dan penguasa alam semesta, yaitu hak-Nya untuk diibadahi dan dituhankan sendirian.

Bayangin aja, kita diciptakan, diberi rezeki, hidup di dunia ini berkat Allah. Tapi, kita malah menyembah atau meminta pertolongan pada selain-Nya. Itu kan sama aja nggak tahu terima kasih pada yang memberi segalanya. Makanya, syirik ini dosa yang saking besarnya, Allah sampaikan dalam Al-Qur’an bahwa Dia bisa mengampuni dosa-dosa lain, tapi tidak mengampuni dosa syirik jika pelakunya meninggal dalam keadaan musyrik dan belum bertaubat.

apa yang dimaksud orang-orang musyrik
Image just for illustration

Jenis-Jenis Syirik

Perbuatan syirik ini nggak cuma satu macam, guys. Para ulama membaginya menjadi dua jenis utama berdasarkan kadar dan dampaknya:

Syirik Akbar (Syirik Besar)

Ini dia jenis syirik yang paling fatal dan bisa mengeluarkan seseorang dari statusnya sebagai Muslim. Kenapa disebut besar? Karena perbuatan ini secara terang-terangan menyamakan atau menuhankan selain Allah dalam ibadah atau dalam hal-hal yang mutlak hanya milik Allah.

Ciri-ciri Syirik Akbar:

  • Mengakui adanya tuhan selain Allah: Ini bentuk paling jelas, misalnya percaya ada dewa-dewi lain yang punya kekuasaan setara atau di bawah Allah dan menyembah mereka.
  • Mengarahkan ibadah kepada selain Allah: Ibadah di sini maksudnya segala sesuatu yang dicintai dan diridai Allah, baik berupa perkataan maupun perbuatan, lahir maupun batin. Contohnya:
    • Berdoa kepada selain Allah: Memohon sesuatu yang hanya bisa diberi oleh Allah kepada makhluk, seperti meminta rezeki, jodoh, kesembuhan, atau keselamatan kepada patung, kuburan keramat, jin, orang yang sudah meninggal, atau kekuatan alam lainnya.
    • Menyembelih hewan (qurban/sesajen) untuk selain Allah: Memberi persembahan kepada roh nenek moyang, penunggu tempat, atau jin dengan keyakinan bahwa mereka punya kekuatan.
    • Bernazar untuk selain Allah: Berjanji akan melakukan sesuatu (misal: puasa, sedekah) jika permintaannya terkabul oleh selain Allah.
    • Thawaf (mengelilingi) selain Ka’bah dengan tujuan ibadah: Mengelilingi kuburan atau tempat keramat tertentu sebagai bentuk penghormatan atau penyembahan.
    • Sujud kepada selain Allah: Sujud yang merupakan puncak ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah. Sujud kepada manusia atau makhluk lain (kecuali dalam konteks penghormatan yang tidak sampai taraf ibadah, seperti sujudnya malaikat kepada Adam atas perintah Allah) bisa menjadi syirik jika dilandasi penyembahan.
  • Meyakini ada yang mengetahui perkara gaib mutlak selain Allah: Ilmu gaib yang mutlak hanya milik Allah. Percaya dukun, peramal, atau benda-benda pusaka bisa tahu masa depan atau hal gaib lainnya adalah syirik.
  • Meyakini ada yang bisa memberi manfaat atau mudarat secara independen selain Allah: Percaya jimat, susuk, rajah, atau benda-benda lain punya kekuatan sendiri untuk melindungi, mendatangkan rezeki, atau mencelakakan tanpa kehendak Allah. Ini beda dengan sebab-akibat yang wajar (misal: obat menyembuhkan karena Allah menciptakan sifat penyembuh pada obat itu).
  • Mentaati makhluk dalam hal maksiat kepada Allah: Mengikuti perintah ulama, pemimpin, atau orang tua untuk melakukan sesuatu yang jelas-jelas dilarang oleh Allah, sambil meyakini ketaatan pada mereka setara atau lebih utama dari ketaatan pada Allah.

Dampak Syirik Akbar:

Orang yang melakukan syirik akbar dan meninggal dalam keadaan tersebut tanpa bertaubat, maka:

  1. Amal salehnya hangus semua: Semua ibadah, sedekah, kebaikan yang pernah dia lakukan menjadi sia-sia di mata Allah.
  2. Kekal di neraka: Ini adalah balasan yang paling berat. Neraka menjadi tempat tinggalnya selamanya.
  3. Tidak mendapat ampunan: Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah tidak akan mengampuni dosa syirik.

Makanya, syirik akbar ini perkara yang serius banget dan wajib dihindari sekuat tenaga oleh setiap Muslim.

Syirik Ashghar (Syirik Kecil)

Nah, kalau syirik ashghar ini levelnya di bawah syirik akbar. Perbuatan ini tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam, tapi tetap dianggap sebagai dosa besar (bahkan lebih besar dari dosa-dosa besar lainnya selain syirik akbar).

Syirik ashghar biasanya terkait dengan niat atau perantara yang seharusnya hanya murni karena Allah, tapi terkontaminasi dengan hal lain.

Ciri-ciri Syirik Ashghar:

  • Riya’ (Pamer dalam ibadah): Melakukan ibadah (salat, sedekah, baca Al-Qur’an, dll.) bukan murni karena Allah, tapi agar dilihat, dipuji, atau dihormati orang lain. Niat awalnya mungkin karena Allah, tapi di tengah atau di akhir ibadah muncul keinginan untuk dilihat orang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mengkhawatirkan umatnya terjerumus dalam riya’ ini, bahkan beliau menyebutnya sebagai “syirik yang tersembunyi” karena sulit dideteksi.
  • Sum’ah (Memperdengarkan ibadah): Ini mirip riya’, tapi lebih ke memberitahukan amal saleh yang sudah dilakukan agar orang lain tahu dan memuji.
  • Bersumpah dengan selain nama Allah: Misalnya bersumpah demi orang tua, demi jabatan, demi Ka’bah (bagi selain Allah), demi nabi, demi nyawa. Sumpah yang sah dan dibenarkan hanya dengan nama Allah atau sifat-sifat-Nya. Bersumpah dengan selain Allah adalah bentuk pengagungan yang seharusnya hanya milik Allah.
  • Mengucapkan “Atas kehendak Allah dan kehendakmu”: Mengucapkan kalimat yang menyetarakan kehendak manusia dengan kehendak Allah. Seharusnya, jika menyebutkan keduanya, dahulukan kehendak Allah, misalnya “Atas kehendak Allah, kemudian atas kehendakmu.”
  • Meyakini sebab yang bukan sebab syar’i maupun kauni: Percaya pada jimat, angka keberuntungan, hari sial, atau ritual tertentu bisa mendatangkan keberuntungan atau menolak bala, padahal tidak ada dalilnya dalam syariat maupun bukti ilmiah (kauni) yang mendukungnya. Ini beda dengan percaya bahwa makan membuat kenyang (sebab kauni) atau salat mendatangkan ketenangan (sebab syar’i). Ini lebih ke menganggap sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab.
  • Takut pada makhluk secara berlebihan (sampai mempengaruhi keyakinan tauhid): Takut pada jin, roh halus, atau orang tertentu sampai melakukan sesuatu yang melanggar syariat demi menghindari gangguan mereka. Ini bisa bergeser ke syirik akbar jika ketakutannya sampai pada level menyembah atau meyakini mereka punya kekuasaan mutlak di luar Allah.

Dampak Syirik Ashghar:

  • Mengurangi pahala ibadah: Riya’ atau sum’ah bisa menggugurkan pahala ibadah yang dilakukan.
  • Dosa besar: Meskipun tidak mengeluarkan dari Islam, syirik ashghar adalah dosa yang sangat besar dan pelakunya terancam hukuman di neraka (tapi tidak kekal, insya Allah, jika ia meninggal dalam keadaan Muslim).
  • Jalan menuju syirik akbar: Syirik ashghar bisa menjadi pintu gerbang seseorang untuk terjerumus ke dalam syirik akbar jika tidak segera bertaubat dan memperbaiki diri.

Berikut tabel ringkasan perbandingan Syirik Akbar dan Syirik Ashghar:

Ciri Syirik Akbar Syirik Ashghar
Dampak Utama Mengeluarkan dari Islam Tidak mengeluarkan dari Islam
Ampunan Tidak diampuni jika meninggal tanpa taubat Mungkin diampuni (tergantung kehendak Allah)
Balasan Akhirat Kekal di neraka (bagi yang meninggal dalam syirik) Terancam siksa neraka (tapi tidak kekal)
Fokus Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam uluhiyah (ibadah), rububiyah (penciptaan/pengaturan), atau asma wa sifat Terkontaminasi niat (riya’, sum’ah), penyetaraan makhluk dalam perkataan (sumpah selain Allah), atau meyakini sebab yang bukan sebab
Contoh Menyembah berhala, berdoa ke kuburan keramat, meyakini dukun tahu gaib mutlak Riya’, bersumpah demi selain Allah, percaya jimat tanpa dasar syar’i/kauni, mengucapkan “Atas kehendak Allah dan kehendakmu” (tanpa mendahulukan Allah)

mermaid graph TD A[Manusia] --> B{Beribadah}; B --> C{Hanya kepada Allah?}; C -- Ya --> D[Tauhid - Muslim]; C -- Tidak --> E[Juga kepada selain Allah?]; E -- Ya --> F{Penyetaraan dalam hak ketuhanan/ibadah?}; F -- Ya, mutlak --> G[Syirik Akbar - Musyrik]; F -- Ya, tapi terkait niat/sebab --> H[Syirik Ashghar]; G --> I(Keluar dari Islam, Amal Hangus, Neraka Kekal); H --> J(Dosa Besar, Mengurangi Pahala, Terancam Siksa Neraka); D --> K(Selamat, Amal Diterima, Surga Insya Allah);
Diagram: Alur sederhana membedakan Tauhid dan Syirik

Syirik dalam Konteks Sejarah dan Modern

Sepanjang sejarah, praktik syirik ini udah ada dari dulu. Misalnya, kaum Nabi Nuh ‘alaihis salam yang menyembah patung-patung orang saleh, atau kaum Quraisy di Mekkah sebelum Islam datang yang menyembah berhala-berhala di sekitar Ka’bah. Mereka percaya berhala itu bisa jadi perantara ke Tuhan atau punya kekuatan sendiri.

Di zaman modern ini, bentuk syirik mungkin nggak selalu pakai patung atau berhala fisik. Syirik bisa muncul dalam bentuk yang lebih terselubung, seperti:

  • Beribadah tapi niatnya cari popularitas atau kekayaan: Ini riya’ dalam skala yang lebih besar. Fokusnya bukan ridha Allah, tapi keuntungan duniawi.
  • Terlalu mengagungkan harta, jabatan, atau popularitas: Sampai rela melanggar aturan agama demi meraih atau mempertahankannya. Ini bisa mengarah ke syirik ashghar karena menuhankan sesuatu selain Allah dalam prioritas hidup.
  • Percaya buta pada ramalan bintang, zodiak, atau primbon: Mengatur hidup berdasarkan hal-hal ini, meyakini bisa menentukan nasib.
  • Bergantung pada jimat, dukun, atau ‘orang pintar’ untuk solusi masalah: Lebih percaya pada kekuatan makhluk daripada pertolongan Allah.
  • Menganggap hukum buatan manusia lebih tinggi atau setara dengan hukum Allah: Mentaati aturan yang bertentangan dengan syariat padahal tahu itu salah, karena takut pada manusia atau sistem.

Ini semua adalah manifestasi modern dari syirik yang harus kita waspadai.

Bagaimana Menghindari Syirik?

Menghindari syirik adalah kewajiban utama bagi setiap Muslim. Caranya antara lain:

  1. Perdalam Ilmu Tauhid: Pahami betul makna Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah). Pelajari nama-nama dan sifat-sifat Allah, serta hak-hak-Nya sebagai Tuhan. Semakin kenal Allah, semakin kita tahu betapa Dia satu-satunya yang layak disembah.
  2. Jaga Keikhlasan Niat: Pastikan setiap ibadah dan amal saleh kita murni hanya karena Allah. Latih hati untuk tidak peduli pujian atau pandangan manusia saat beribadah.
  3. Tawakkal yang Benar: Berserah diri hanya kepada Allah setelah berusaha sekuat tenaga. Jangan bergantung pada selain-Nya dalam urusan yang hanya bisa ditangani oleh Allah.
  4. Berdoa Mohon Perlindungan dari Syirik: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa untuk berlindung dari syirik, Allahumma inni a’udzubika an usyrika bika wa ana a’lam, wa astaghfiruka lima la a’lam (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku ketahui, dan aku memohon ampunan-Mu dari perbuatan syirik yang tidak aku ketahui).
  5. Jauhi Tempat dan Kebiasaan yang Berbau Syirik: Hindari mendatangi dukun, paranormal, atau tempat-tempat yang biasa digunakan untuk ritual syirik. Jauhi juga kebiasaan-kebiasaan adat atau budaya yang jelas bertentangan dengan prinsip Tauhid.
  6. Introspeksi Diri: Sesekali cek lagi niat kita dalam beramal. Apakah sudah lurus karena Allah atau masih ada campuran dengan keinginan duniawi atau pujian manusia?

Memahami apa itu orang musyrik dan perbuatan syiriknya penting banget supaya kita bisa menjaga keimanan kita. Syirik itu seperti virus yang diam-diam bisa menggerogoti tauhid kita kalau kita nggak waspada.

Menjadi seorang Muslim sejati berarti selalu berusaha menjaga kemurnian tauhid, yaitu mengesakan Allah dalam segala hal, baik dalam keyakinan, perkataan, maupun perbuatan. Orang musyrik adalah kebalikan dari itu, mereka yang merusak kemurnian tauhid dengan menyekutukan Allah.

Jadi, intinya, orang musyrik adalah individu yang melakukan perbuatan syirik, baik itu syirik akbar yang mengeluarkan dari Islam maupun syirik ashghar yang merupakan dosa besar. Semoga kita semua dilindungi Allah dari segala bentuk syirik.

Gimana, guys? Sekarang udah lebih jelas kan apa yang dimaksud dengan orang-orang musyrik? Semoga penjelasan ini bermanfaat dan menambah pemahaman kita tentang pentingnya menjaga tauhid.

Ada pengalaman atau pandangan lain terkait topik ini? Yuk, share di kolom komentar di bawah! Diskusi kita bisa saling menguatkan.

Posting Komentar