Mengenal Sinkronik & Diakronik dalam Sejarah: Kunci Memahami Peristiwa Masa Lalu!

Dalam mempelajari sejarah, kita seringkali mendengar istilah sinkronik dan diakronik. Kedua pendekatan ini adalah seperti dua sisi mata uang yang sama-sama penting untuk memahami peristiwa masa lampau secara utuh. Bayangkan kamu sedang melihat sebuah foto dan sebuah film. Foto itu seperti pendekatan sinkronik, menangkap momen tertentu secara mendalam. Sementara film, seperti pendekatan diakronik, menunjukkan rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu. Nah, mari kita bedah lebih dalam apa sebenarnya perbedaan dan kegunaan kedua pendekatan ini dalam ilmu sejarah.

Sinkronik dalam Sejarah: Memotret Momen Tertentu

Pengertian Sinkronik

Kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti “bersama” dan chronos yang berarti “waktu”. Secara sederhana, sinkronik dalam sejarah adalah pendekatan yang mempelajari peristiwa sejarah dalam waktu yang terbatas dan ruang yang meluas. Pendekatan ini fokus pada struktur dan kondisi suatu masyarakat pada masa tertentu, tanpa terlalu memperhatikan urutan waktu atau perkembangan dari masa ke masa.

Pengertian Sinkronik
Image just for illustration

Sinkronik itu seperti mengambil snapshot atau foto pada satu titik waktu. Kita menganalisis semua aspek yang relevan pada saat itu, seperti kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain, tanpa melihat bagaimana kondisi tersebut berkembang dari masa sebelumnya atau bagaimana dampaknya di masa depan. Tujuannya adalah untuk memahami secara mendalam dan komprehensif kondisi suatu masyarakat pada masa tertentu.

Ciri-ciri Pendekatan Sinkronik

Pendekatan sinkronik memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari pendekatan diakronik:

  1. Tidak Mementingkan Urutan Waktu: Fokus utama sinkronik bukan pada kronologi atau urutan peristiwa. Yang penting adalah memahami kondisi pada saat itu juga.

  2. Menganalisis Struktur dan Fungsi: Sinkronik lebih tertarik pada struktur sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang ada pada masa itu. Bagaimana struktur-struktur ini bekerja dan saling berhubungan satu sama lain? Bagaimana fungsi masing-masing elemen dalam masyarakat tersebut?

  3. Meluas dalam Ruang, Terbatas dalam Waktu: Pendekatan ini cenderung menganalisis suatu fenomena dalam ruang lingkup yang luas (misalnya suatu negara, wilayah, atau bahkan peradaban) tetapi dalam periode waktu yang relatif singkat.

  4. Menggunakan Ilmu Bantu: Dalam analisis sinkronik, sejarawan seringkali menggunakan ilmu bantu dari disiplin lain seperti sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi, dan ilmu politik. Ini membantu untuk memahami berbagai aspek kehidupan masyarakat secara lebih holistik.

  5. Menjelaskan Kondisi Suatu Masyarakat pada Masa Tertentu: Tujuan akhir dari pendekatan sinkronik adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan detail mengenai kondisi suatu masyarakat pada masa lampau. Apa saja karakteristik masyarakatnya? Bagaimana sistem nilai dan kepercayaannya? Bagaimana cara mereka bertahan hidup?

Contoh Penerapan Sinkronik dalam Sejarah

Untuk lebih memahami pendekatan sinkronik, mari kita lihat beberapa contoh penerapannya dalam studi sejarah:

  • Analisis Kondisi Sosial-Ekonomi Indonesia pada Masa Orde Baru: Seorang sejarawan yang menggunakan pendekatan sinkronik untuk mempelajari Orde Baru mungkin akan fokus pada kondisi sosial, ekonomi, dan politik Indonesia pada pertengahan tahun 1980-an. Mereka akan menganalisis struktur kekuasaan, kebijakan ekonomi, stratifikasi sosial, kondisi budaya populer, dan lain sebagainya, tanpa terlalu menekankan pada perkembangan Orde Baru dari awal hingga akhir. Tujuannya adalah untuk memahami potret Indonesia pada periode tersebut.

  • Studi tentang Masyarakat Majapahit pada Abad ke-14: Pendekatan sinkronik bisa digunakan untuk menganalisis struktur pemerintahan kerajaan Majapahit, sistem ekonomi mereka yang berbasis agraris dan maritim, kehidupan sosial masyarakatnya, kepercayaan agama Hindu dan Buddha yang dianut, serta seni dan budaya yang berkembang pada masa itu. Analisis ini akan fokus pada kondisi Majapahit pada puncak kejayaannya, misalnya di abad ke-14, tanpa terlalu mendalam membahas asal-usul kerajaan atau kemundurannya.

  • Penelitian tentang Kehidupan Masyarakat Urban Jakarta pada Masa Kolonial Awal Abad ke-20: Sejarawan bisa menggunakan pendekatan sinkronik untuk menggambarkan kondisi kehidupan masyarakat Jakarta pada awal abad ke-20. Mereka akan meneliti struktur sosial yang terbagi berdasarkan ras dan kelas, kondisi ekonomi kota kolonial, infrastruktur perkotaan yang mulai dibangun, gaya hidup masyarakat urban, serta interaksi antara berbagai kelompok etnis dan budaya yang ada di Jakarta pada masa itu. Fokusnya adalah pada potret Jakarta sebagai kota kolonial pada periode tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Sinkronik

Setiap pendekatan dalam ilmu sejarah tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Begitu pula dengan pendekatan sinkronik.

Kelebihan Pendekatan Sinkronik:

  • Mendalam dan Detail: Pendekatan sinkronik memungkinkan sejarawan untuk menganalisis suatu masa secara mendalam dan detail. Fokus pada satu titik waktu memungkinkan analisis yang lebih komprehensif terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat.
  • Memahami Kompleksitas Suatu Masa: Dengan menganalisis berbagai struktur dan kondisi yang ada pada suatu masa, pendekatan sinkronik membantu kita untuk memahami kompleksitas masyarakat pada masa lampau. Kita bisa melihat bagaimana berbagai faktor saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
  • Berguna untuk Studi Kasus: Pendekatan ini sangat berguna untuk melakukan studi kasus tentang suatu masyarakat atau peristiwa pada masa tertentu. Misalnya, studi kasus tentang kondisi ekonomi Indonesia saat krisis moneter 1998, atau studi kasus tentang kehidupan masyarakat pedesaan Jawa pada masa penjajahan.

Kekurangan Pendekatan Sinkronik:

  • Statis dan Kurang Dinamis: Karena fokus pada satu titik waktu, pendekatan sinkronik cenderung bersifat statis dan kurang dinamis. Ia kurang mampu menggambarkan perubahan dan perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu.
  • Kurang Melihat Konteks Perkembangan: Karena tidak terlalu memperhatikan urutan waktu, pendekatan sinkronik bisa kehilangan konteks perkembangan sejarah. Kita mungkin kurang memahami bagaimana kondisi suatu masyarakat pada masa tertentu merupakan hasil dari perkembangan sebelumnya.
  • Bisa Terlalu Generalis: Jika ruang lingkup analisis terlalu luas, misalnya menganalisis “masyarakat Indonesia” pada tahun tertentu, pendekatan sinkronik bisa menjadi terlalu generalis dan kurang spesifik dalam menggambarkan keragaman yang ada di dalamnya.

Diakronik dalam Sejarah: Menelusuri Jejak Waktu

Pengertian Diakronik

Berbeda dengan sinkronik, pendekatan diakronik berasal dari bahasa Yunani dia yang berarti “melalui” atau “melampaui” dan chronos (waktu). Diakronik dalam sejarah adalah pendekatan yang mempelajari peristiwa sejarah dalam rentang waktu yang panjang dan ruang yang terbatas (bisa juga meluas tergantung fokus kajian). Pendekatan ini fokus pada perkembangan, perubahan, dan proses suatu peristiwa atau fenomena sejarah dari waktu ke waktu.

Pengertian Diakronik
Image just for illustration

Diakronik itu seperti menonton film. Kita mengikuti alur cerita dari awal hingga akhir, melihat bagaimana tokoh dan peristiwa berkembang seiring berjalannya waktu. Pendekatan ini sangat menekankan pada urutan waktu atau kronologi. Tujuannya adalah untuk memahami proses suatu peristiwa sejarah, bagaimana ia berasal, berkembang, dan berubah sepanjang waktu.

Ciri-ciri Pendekatan Diakronik

Pendekatan diakronik memiliki ciri-ciri yang berlawanan dengan pendekatan sinkronik:

Baca Juga: loading
  1. Mementingkan Urutan Waktu (Kronologis): Kronologi adalah kunci dalam pendekatan diakronik. Urutan peristiwa sangat penting untuk memahami bagaimana suatu peristiwa berkembang dan saling mempengaruhi dari waktu ke waktu.

  2. Menganalisis Perkembangan dan Perubahan: Diakronik fokus pada perkembangan suatu fenomena sejarah sepanjang waktu. Bagaimana fenomena tersebut berubah? Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya? Apa saja tahap-tahap perkembangannya?

  3. Memanjang dalam Waktu, Terbatas dalam Ruang (atau Meluas Tergantung Fokus): Pendekatan ini cenderung menganalisis suatu fenomena dalam rentang waktu yang panjang (bisa puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan tahun) tetapi dalam ruang lingkup yang lebih terbatas, misalnya fokus pada perkembangan suatu negara, ideologi, atau institusi. Namun, bisa juga meluas jika fokusnya pada perkembangan peradaban atau tren global dalam jangka panjang.

  4. Menggunakan Konsep Periodisasi: Untuk memudahkan analisis dalam rentang waktu yang panjang, pendekatan diakronik sering menggunakan periodisasi sejarah. Sejarah dibagi menjadi periode-periode tertentu berdasarkan ciri-ciri atau peristiwa penting yang menandai setiap periode.

  5. Menjelaskan Proses Perkembangan Suatu Peristiwa/Fenomena: Tujuan utama diakronik adalah untuk menjelaskan proses perkembangan suatu peristiwa atau fenomena sejarah. Bagaimana suatu peristiwa bermula? Bagaimana ia berkembang melalui tahapan-tahapan tertentu? Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangannya? Bagaimana dampaknya di masa kini?

Contoh Penerapan Diakronik dalam Sejarah

Berikut adalah beberapa contoh penerapan pendekatan diakronik dalam studi sejarah:

  • Sejarah Perkembangan Nasionalisme Indonesia: Pendekatan diakronik sangat cocok untuk mempelajari perkembangan nasionalisme Indonesia dari awal abad ke-20 hingga kemerdekaan. Sejarawan akan menelusuri tahap-tahap perkembangan nasionalisme, mulai dari munculnya kesadaran kebangsaan, pembentukan organisasi pergerakan, perjuangan kemerdekaan, hingga proklamasi kemerdekaan. Analisis akan fokus pada proses terbentuknya nasionalisme Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

  • Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi: Pendekatan diakronik dapat digunakan untuk menelusuri sejarah perkembangan teknologi komunikasi dari masa prasejarah hingga era digital saat ini. Sejarawan akan menganalisis perkembangan alat komunikasi dari masa ke masa, mulai dari bahasa lisan, tulisan, cetak, telegraf, telepon, radio, televisi, hingga internet dan media sosial. Fokusnya adalah pada evolusi teknologi komunikasi dan dampaknya terhadap masyarakat.

  • Sejarah Perkembangan Sistem Politik di Inggris: Pendekatan diakronik bisa digunakan untuk mempelajari sejarah perkembangan sistem politik di Inggris dari abad pertengahan hingga saat ini. Sejarawan akan menelusuri perubahan dalam sistem pemerintahan, mulai dari monarki absolut, monarki konstitusional, hingga demokrasi parlementer modern. Analisis akan fokus pada proses transformasi sistem politik Inggris dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti revolusi, reformasi, dan perubahan sosial.

Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Diakronik

Seperti sinkronik, pendekatan diakronik juga memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan Pendekatan Diakronik:

  • Dinamis dan Melihat Perubahan: Pendekatan diakronik bersifat dinamis dan mampu menggambarkan perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Ia sangat cocok untuk mempelajari proses perkembangan dan transformasi sejarah.
  • Memahami Proses Perkembangan: Dengan fokus pada urutan waktu dan perkembangan, pendekatan diakronik membantu kita untuk memahami proses suatu peristiwa atau fenomena sejarah. Kita bisa melihat bagaimana suatu hal berkembang melalui tahapan-tahapan tertentu.
  • Melihat Hubungan Kausalitas: Pendekatan diakronik memungkinkan kita untuk melihat hubungan sebab-akibat antar peristiwa sejarah. Kita bisa menganalisis bagaimana peristiwa di masa lalu mempengaruhi peristiwa di masa kini dan masa depan.

Kekurangan Pendekatan Diakronik:

  • Kurang Detail pada Setiap Titik Waktu: Karena fokus pada rentang waktu yang panjang, pendekatan diakronik cenderung kurang detail dalam menggambarkan kondisi pada setiap titik waktu tertentu. Analisisnya lebih luas dan umum, kurang mendalam pada aspek-aspek spesifik.
  • Bisa Kehilangan Kedalaman Pemahaman Kondisi Spesifik: Fokus pada perkembangan sepanjang waktu bisa membuat kita kehilangan kedalaman pemahaman tentang kondisi suatu masyarakat pada masa tertentu. Kita mungkin kurang memahami kompleksitas struktur dan fungsi masyarakat pada masa lampau.
  • Rentang Waktu Terlalu Panjang Bisa Melelahkan: Menganalisis sejarah dalam rentang waktu yang sangat panjang bisa menjadi melelahkan dan sulit untuk dikelola. Perlu keahlian khusus untuk mengorganisir dan menganalisis informasi dalam skala waktu yang besar.

Perbandingan Sinkronik dan Diakronik: Dua Sisi Mata Uang

Sinkronik dan diakronik bukanlah pendekatan yang bertentangan, melainkan saling melengkapi. Keduanya memberikan perspektif yang berbeda namun sama-sama penting untuk memahami sejarah secara utuh. Bayangkan lagi analogi foto dan film. Foto (sinkronik) memberikan gambaran detail tentang momen tertentu, sementara film (diakronik) menunjukkan alur cerita dan perkembangan dari waktu ke waktu. Untuk memahami sebuah peristiwa sejarah secara komprehensif, kita idealnya membutuhkan keduanya.

Berikut adalah tabel perbandingan singkat antara pendekatan sinkronik dan diakronik:

Fitur Sinkronik Diakronik
Fokus Utama Kondisi pada waktu tertentu Perkembangan sepanjang waktu
Dimensi Waktu Terbatas (satu titik waktu) Panjang (rentang waktu)
Dimensi Ruang Meluas (bisa berbagai wilayah/aspek) Terbatas (atau meluas tergantung fokus)
Urutan Waktu Tidak terlalu penting Sangat penting (kronologis)
Sifat Analisis Statis (menggambarkan kondisi pada saat itu) Dinamis (menggambarkan perubahan dan proses)
Tujuan Analisis Memahami kondisi masyarakat pada masa tertentu Memahami proses perkembangan suatu peristiwa
Analogi Foto (snapshot) Film (movie)

Kapan Menggunakan Pendekatan Sinkronik dan Diakronik?

Kapan sebaiknya kita menggunakan pendekatan sinkronik dan kapan menggunakan diakronik? Jawabannya tergantung pada tujuan penelitian dan pertanyaan sejarah yang ingin kita jawab.

  • Gunakan Pendekatan Sinkronik Jika:

    • Kamu ingin memahami kondisi suatu masyarakat atau peristiwa secara mendalam pada masa tertentu.
    • Kamu ingin menganalisis struktur dan fungsi berbagai elemen dalam masyarakat pada masa lampau.
    • Kamu tertarik untuk melakukan studi kasus tentang suatu periode atau peristiwa spesifik.
    • Contoh pertanyaan penelitian: “Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 1998?”, “Seperti apa kehidupan sosial masyarakat urban Jakarta pada awal abad ke-20?”.
  • Gunakan Pendekatan Diakronik Jika:

    • Kamu ingin memahami perkembangan dan perubahan suatu peristiwa atau fenomena sejarah sepanjang waktu.
    • Kamu ingin menelusuri proses bagaimana suatu hal terbentuk, berkembang, dan berubah.
    • Kamu tertarik untuk melihat hubungan sebab-akibat antar peristiwa sejarah.
    • Contoh pertanyaan penelitian: “Bagaimana nasionalisme Indonesia berkembang dari awal abad ke-20 hingga kemerdekaan?”, “Bagaimana teknologi komunikasi berevolusi dari masa prasejarah hingga era digital?”.

Seringkali, dalam penelitian sejarah yang komprehensif, kita menggunakan kedua pendekatan secara bersamaan. Misalnya, saat mempelajari sejarah revolusi industri, kita bisa menggunakan pendekatan diakronik untuk menelusuri perkembangan teknologi dan industri dari masa pra-industri hingga revolusi industri. Namun, kita juga bisa menggunakan pendekatan sinkronik untuk menganalisis kondisi sosial-ekonomi masyarakat Inggris pada puncak revolusi industri di abad ke-19. Dengan menggabungkan kedua pendekatan ini, kita akan mendapatkan pemahaman yang lebih kaya dan mendalam tentang revolusi industri.

Mengapa Memahami Sinkronik dan Diakronik Penting dalam Sejarah?

Memahami perbedaan dan kegunaan pendekatan sinkronik dan diakronik sangat penting dalam studi sejarah karena beberapa alasan:

  1. Alat Analisis yang Esensial: Sinkronik dan diakronik adalah alat analisis yang esensial bagi sejarawan. Keduanya membantu sejarawan untuk memfokuskan penelitian dan mengorganisir informasi sejarah secara sistematis.

  2. Memberikan Perspektif yang Berbeda: Kedua pendekatan ini memberikan perspektif yang berbeda dalam melihat sejarah. Sinkronik memberikan perspektif horizontal (melihat kondisi pada satu waktu), sementara diakronik memberikan perspektif vertikal (melihat perkembangan sepanjang waktu). Dengan memahami keduanya, kita mendapatkan pandangan yang lebih luas dan kaya tentang sejarah.

  3. Memahami Sejarah Secara Lebih Komprehensif: Dengan menggunakan kedua pendekatan ini secara bersama-sama atau bergantian, kita dapat memahami sejarah secara lebih komprehensif dan mendalam. Kita tidak hanya melihat “apa” yang terjadi, tetapi juga “bagaimana” dan “mengapa” suatu peristiwa terjadi dan berkembang.

  4. Menghindari Pandangan Sejarah yang Simplistik: Memahami sinkronik dan diakronik membantu kita untuk menghindari pandangan sejarah yang simplistik atau linear. Sejarah bukanlah sekadar urutan peristiwa yang terjadi secara otomatis. Sejarah adalah proses yang kompleks dan multidimensional, yang melibatkan berbagai faktor dan perubahan dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan kedua pendekatan ini, kita dapat menghargai kompleksitas sejarah dan menghindari reduksi yang berlebihan.

Jadi, sinkronik dan diakronik adalah dua pendekatan penting dalam ilmu sejarah yang menawarkan cara pandang yang berbeda namun saling melengkapi. Dengan memahami keduanya, kita dapat menganalisis peristiwa masa lampau secara lebih mendalam, komprehensif, dan bermakna. Keduanya adalah kunci untuk membuka pintu pemahaman sejarah yang lebih kaya dan nuanced.

Yuk, diskusi lebih lanjut di kolom komentar! Pendekatan sejarah mana yang lebih menarik menurut kamu? Sinkronik atau Diakronik?

Posting Komentar